Keesokan paginya, di Tarub, Ki Ageng Tarub berkumpul dengan para tetua desa untuk merencanakan penyelamatan putrinya.
"Ki Ageng, kita tidak punya cukup orang untuk menyerang Terung," kata Pak Sarto dengan nada putus asa.
"Lalu apa yang harus kulakukan? Membiarkan anakku disiksa di sana?"
"Mungkin kita bisa bernegosiasi?"
"Negosiasi dengan Surantoko? Dia sudah menunjukkan sikapnya. Dia tidak akan mendengar alasan."
Saat mereka masih berdiskusi, suara derap kuda terdengar dari jauh. Bondhan muncul dengan wajah penuh kekhawatiran, diikuti Ki Juru Sawah.
"Bondhan!" Ki Ageng berlari menghampiri. "Kamu... kenapa kembali?"
"Dimana Nawangsih?" tanya Bondhan langsung ke intinya.
"Diculik Surantoko. Sudah dua hari."
Mata Bondhan menyala marah. "Kenapa tidak ada yang memberitahu?"
"Kami tidak tahu dimana kamu. Lagipula, kan kamu harus ke Majapahit---"