Sebulan kemudian, pernikahan Prabu Bondhan Kejawan dan Nawangsih dirayakan meriah, tidak hanya di Majapahit tapi juga di Tarub. Pernikahan yang ...
Malam itu, Bondhan duduk sendirian di kamar ayahnya yang sudah kosong. Di meja masih ada surat-surat negara yang belum selesai, tinta yang sudah ...
"Ki Juru, kita harus kembali," katanya dengan suara parau. "Kembali? Bondhan, ayahandamu sekarat. Kita sudah hampir sampai Majapahit." "Nawangsih
Ki Ageng Tarub menatap ke arah Terung dengan mata berapi-api. "Kita selamatkan Nawangsih. Dan kalau perlu, kita perang!"
"Itu terserah kamu. Tapi ingat, apapun pilihanmu, akan ada konsekuensinya."
Ki Ageng langsung bangkit, mengambil keris pusaka dari lemari. "Jaga Nawangsih. Aku yang akan menghadapi mereka." "Tidak, Ki Ageng. Mereka dendam
"Hei, anak muda," suara Sambernyowo terdengar ramah tapi mencurigakan. "Malam-malam begini jalan sendirian? Berbahaya lho."
"Patih... kabar buruk dari Terung," kurir itu masih terengah. "Bupati Lembu Surantoko... dia memberontak. Patih Pratiwiro sudah ditawan."
"Majapahit?" Gunoyudo tertawa sinis. "Majapahit sudah terlalu lemah untuk membalas apapun."