Episode 6: Keputusan yang Menentukan
OLEH: Khoeri Abdul Muid
Tiga hari sudah berlalu sejak surat dari Majapahit datang, tapi Bondhan belum juga memberikan jawaban. Dia menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan ke sawah, duduk di tepi sendang, atau hanya melamun di teras rumah.
Nawangsih memperhatikan perubahan sikap Bondhan. Pemuda yang biasanya ceria dan rajin membantu ayahnya kini terlihat murung dan gelisah.
"Bondhan," panggil Nawangsih suatu sore ketika mereka sedang menjemur padi. "Kenapa kamu tidak mau cerita? Ada apa dengan surat itu?"
Bondhan berhenti menjemur, menatap Nawangsih yang berdiri dengan latar belakang matahari sore. Rambutnya yang panjang berkilau keemasan, wajahnya yang polos tapi cantik membuat dadanya sesak.
"Nawangsih," suaranya pelan, hampir seperti bisikan. "Kalau... kalau aku harus pergi dari sini, apa yang akan kamu lakukan?"
"Pergi?" mata Nawangsih membelalak. "Pergi ke mana? Kenapa?"
"Majapahit memanggil. Mereka bilang tidak aman bagiku di sini."
Nawangsih terdiam. Tangannya yang sedang memegang padi berhenti bergerak. "Jadi... kamu akan kembali ke istana?"