Bupati Lembu Surantoko berdiri di tangga, diikuti beberapa prajurit bersenjata. Matanya menatap tajam pada Joko Limar.
"Joko, aku kira kamu sudah patah semangat setelah sekian lama dipenjara."
"Patah semangat karena melihat kelakuan bejat Paman," jawab Joko Limar berani. "Ini bukan cara yang diajarkan ayahku."
"Ayahmu terlalu idealis. Makanya dia sekarang di penjara." Surantoko melangkah mendekat. "Tapi aku masih sayang padamu, Joko. Kembalilah ke sel, dan aku akan memaafkan percobaan kabur ini."
"Tidak akan!"
Joko Limar menarik tangan Nawangsih, berlari menuju gerbang. Tapi prajurit Surantoko sudah mengepung mereka.
Pertarungan tidak terelakkan. Joko Limar, meski sudah lama dipenjara, masih memiliki kemampuan bela diri yang baik. Dia berhasil melumpuhkan dua prajurit, tapi jumlah mereka terlalu banyak.
"Lari, Nawangsih! Aku akan tahan mereka!" teriak Joko Limar sambil terus berkelahi.
"Tidak! Aku tidak akan meninggalkan kamu!"
Nawangsih mengambil sebilah keris dari prajurit yang terjatuh, ikut berjuang bersama Joko Limar. Tapi mereka berdua akhirnya kewalahan dan tertangkap lagi.
"Bodoh," geram Surantoko. "Sekarang hukuman kalian lebih berat."