Dahulu, peserta didik beramai-ramai mendaftar ke sekolah-sekolah yang dianggap unggul di tengah masyarakat. Namun, dengan sistem zonasi yang baru beberapa tahun terakhir diterapkan, penerimaan murid hanya mempertimbangkan daerah dan umur. Peserta didik pun tidak diberi syarat minimal lulusan Taman Kanak-Kanak. Dengan sistem pendidikan ini pula, seluruh peserta didik yang mendaftar bisa menuntut ilmu dekat dengan domisili mereka.
Kekurangan Sistem Pendidikan yang ada di Indonesia :
1.Penyebaran sarana pendidikan yang tidak merata
Masih banyak area terpencil yang belum terjamah oleh sarana pendidikan. Para murid dan guru kekurangan peralatan sekolah dan tempat yang memadai. Selain itu, perpustakaan juga masih belum menyebar ke banyak daerah.
2.Tenaga pendidik yang belum merata
Bukan jumlah guru yang menjadi masalah, tetapi penyebarannya. Kebanyakan tenaga pengajar bekerja di daerah perkotaan. Sementara itu, daerah-daerah yang masih “tertinggal” kekurangan jumlah guru yang berkualitas.
3.Kurikulum masih bersifat teoretis
Sejak awal, kurikulum Indonesia masih mengandalkan teori-teori saja. Ketika pelajar menyelesaikan pendidikan, tidak ada banyak hal yang bisa mereka lakukan. Masih banyak sekolah yang jarang mengadakan praktikum atau membekali peserta didik dengan soft skill dan hard skill. Sejak tahun 1947, Indonesia telah mengganti kurikulum pendidikannya sebanyak 9 kali. Perubahan kurikulum tersebut dilakukan oleh pemerintah untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman agar tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai. Namun, perubahan-perubahan kurikulum tersebut terkesan begitu berkesan dan terkesan labil. Kurikulum di Indonesia masih bersifat kompleks. Pengembangan kurikulum hanya berdasarkan pada pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat.
4.Kekerasan dalam Dunia Pendidikan Indonesia
Lingkungan sekolah di Indonesia belum ramah bagi peserta didik. Hal itu terlihat dari maraknya kasus kekerasan di sekolah, baik fisik maupun bukan fisik. Penganiayaan guru siswa, siswa terhadap guru, sesama siswa (Bullying), terhadap seksual, dan tawuran antar sekolah dunia pendidikan Indonesia.
5.Kualitas Guru Indonesia Masih Rendah