Mohon tunggu...
Khalid Zabidi
Khalid Zabidi Mohon Tunggu... -

Memerhatikan Arah Perubahan; Ikut Berputar dalam Turbulensinya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Operasi Politik Dalam Politik Post Politics

18 Oktober 2017   12:50 Diperbarui: 31 Oktober 2017   11:53 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Identitas individu kini pada zaman modern mutakhir mengalami pelampauan yang luas; diakibatkan 2 hal; 

1) mobilitas manusia yang tanpa batas karena kemajuan informasi dan transportasi, 

2) pemaknaan simbol yang sangat maju dikarenakan budaya massa dan kemajuan dunia internet. 

Kedua hal itu dihela oleh gagasan budaya dan pasar khas kapitalisme-konsumerisme yang menghablurkan individu sejati menjadi individu yang selalu berubah samar. Sehingga sungguh sulit menemukan kesejatian etnisitas, ideologis dan sosial karena telah buram dengan awan hitam kebudayaan massa kapitalisme mutakhir. Individu dalam demokrasi yang semula menjadi figur pusat dengan asumsi subjek individu adalah penghela utama dari konstruksi sosial dimana ia hidup, dalam kamus dasar demokrasi individu dihargai sebagai self construction (bangunan jati diri), self expression(ekspresi diri) dan self experience(pengalaman diri) yang mengikuti pengertian arketip demos dan cratein; dari rakyat, untuk rakyat oleh rakyat sebagai cerminan aspirasi dan partisipasi kini menghadapi kenyataan yang sama sekali berbeda.

Ilmu pengetahuan yang sangat maju dan luas bertaut dengan industri dan pasar melahirkan beragam turunan praktiknya. Profesi-profesi baru yang tidak pernah ada sebelumnya, bidang-bidang baru yang belum pernah ada sebelumnya yang mampu hidup dan menghidupi sendiri dalam mengantisipasi perubahan-perubahan kecil didalamnya yang kadang sama sekali tidak menyentuh langsung kepada wilayah sosial kemasyarakatan. Individu-individu yang berada di dalamnya menjalin jaringan diantara mereka sendiri dengan bahasa sendiri dan mewujudkan mimpi-mimpi idealnya sendiri.

Menurut penelitian Russel J Dalton di 18 negara maju yang demokratis, sistem demokrasi mengalami penurunan partisipasi yang meluas walaupun warga Negara tetap berkomitmen tinggi terhadap nilai-nilai demokrasi namun sikap skeptik terhadap kelembagaan politik-demokrasi tak berkurang. Hal ini paling tidak ditandai oleh tiga hal; 

1) efektifitas lembaga-lembaga politik (parpol, parlemen dan pemerintah) dianggap menurun-tidak mampu 

2) ketidaksabaran warga negara terhadap sistem sehingga ingin langsung ikut mengakses keputusan-keputusan politik dengan keahlian mereka sendiri yang tidak dimiliki lembaga-lembaga politik, (Dahrendorf 2000: 311; Dalton 2004) 

3) munculnya persoalan-persoalan baru yang lebih banyak dan luas di luar daya antisipasi lembaga-lembaga politik. 

Sebagian mengamati hal ini sebagai tahap baru demokrasi; the end of politics (Baumann 1999; Gamble 2000; Furedi 2005), the end of democracy, de-parliamentarization, presidentialization dan post- democratic revolution, post-parliamentary democracy (Benz 1998; Blumenthal 2003; Decker),representative menuju direct democracy" (Dahrendorf 2000: 311), politics of delegation (Thatcher and Stone Sweet 2002,) politics of leadership (Krsnyi 2005).

Kekuatan politik formal di uji oleh kekuatan individu-individu melalui operasi-operasi politik yang di kenal sebagai fenomena post politics, warga yang mengurusi politik tidak dengan cara-cara politik formal melainkan dengan kegiatan-kegiatan mandiri yang maju melalui pengendalian ruang-ruang private yang di perbesar dengan alat-alat komunikasi dan teknologi informasi terbaru membentuk aspirasi dan opini publik yang cepat dan masif menghantam ruang politik formal. Tuntutan dan desakan para pelaku politik individu ini tidak menyentuh hal-hal besar yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak namun masuk pada tuntutan-tuntutan kecil yang tidak terdeteksi oleh para pengambil keputusan formal, misalnya di beberapa negara Eropa tuntutan memperlebar pita besar dalam dunia internet ataupun meminta menghapuskan lisensi-lisensi software.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun