Mohon tunggu...
Khairul Anwar
Khairul Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Warga Bumi

Penikmat Teh Anget di Pagi Hari

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merdeka bagi Anak-anak adalah Ketika Ikut Lomba 17-an

18 Agustus 2022   15:08 Diperbarui: 19 Agustus 2022   18:56 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Jabar.Tribunnews

Ada banyak hal yang bisa bikin anak-anak bahagia. Misalnya, dibelikan mainan baru oleh kakak atau orang tuanya, dikasih es krim, mendapat THR di hari raya, juga ikut berpartisipasi pada ajang lomba 17 Agustusan. Bagi setiap anak, dapat mengikuti lomba-lomba kemerdekaan yang diadakan oleh orang dewasa adalah sebuah kebahagiaan yang tak terkira.

Event perlombaan di setiap tanggal 17 Agustus adalah sesuatu yang bagi kebanyakan anak-anak cukup digemari. Itu merupakan cara mereka mengekspresikan diri atas hari ulang tahun Republik Indonesia, negaranya sendiri.

Secara umum, anak-anak tentu tentu belum terlalu memahami makna secara mendalam apa itu hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Jangankan bicara makna kemerdekaan, bagaimana sejarah perjuangan pahlawan nasional melawan pasukan penjajah pun pasti tidak banyak yang diketahui.

Mereka hanya tahu mungkin kulit luarnya saja, sebatas tahu bahwa 17 Agustus adalah hari libur sekolah karena di hari itu diperingati sebagai hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Itu saja. Tapi, itu bukanlah sebuah persoalan. Karena saya yakin ketika mereka sudah dewasa pasti sedikit demi sedikit akan mengetahui hal-hal yang saya tulis di paragraf ketiga.

Bulan Agustus adalah momen dimana para orang dewasa mengadakan berbagai rangkaian acara untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Tanggal 17 Agustus bisa dikatakan sebagai puncak dari rangkaian kegiatan yang rutin digelar oleh masyarakat. 

Beberapa hari sebelumnya, masyakarat sudah bergerilya menyemarakkan Agustusan dengan mewarnai gapura dan jalan dengan nuansa merah putih, hingga memasang bendera, umbul-umbul dan spanduk di depan rumah dan di titik-titik tertentu.

Tentu, setiap warga negara bebas mengekspresikan kebahagiaan atas datangnya hari yang penuh sejarah ini. Asalkan masih dalam koridor yang wajar. Anak-anak juga sama, mereka antusias dalam memperingati hari besar ini. Meskipun belum paham arti dari sebuah Kemerdekaan itu sendiri, anak-anak begitu semangat dalam mengikuti berbagai perlombaan.

Saat saya masih kecil, juga belum memahami apa esensi dan hakikat hari kemerdekaan Republik Indonesia itu sendiri. Yang saya tahu saat itu hanya sebatas bahwa di setiap bulan Agustus pasti ada lomba-lomba yang diadakan, baik di Sekolah atau di lingkungan rumah. Karena dilakukan setahun sekali, maka lomba-lomba itu sangat ditunggu-tunggu.

Di usia yang masih anak-anak, yang saya pikirkan saat hari 17 Agustus tiba, adalah bagaimana bisa mengikuti berbagai macam perlombaan yang diadakan. Setiap kali absen, karena sakit atau alasan lain, pasti akan ada sedikit kekecewaan. Tapi, saya akan merasa senang, ketika nama saya tercantum dalam daftar anak-anak yang mengikuti perlombaan, entah lomba makan kerupuk, membawa kelereng pakai sendok, dan lain sebagainya.

Bisa ikut campur dalam even 17-an yang diadakan di setiap RT pun membuat saya sangat bahagia. Apalagi kalau sampai menang. Singkat cerita, saya seringnya gagal merebut gelar juara dalam perlombaan 17 Agustus tersebut. Tercatat, kalau ingatan tak meleset, hanya satu sampai dua kali mendapatkan kemenangan. Pokoknya, sangat banyak gagalnya dibanding menangnya.

Meskipun sedikit sekali memperoleh kemenangan setiap even 17-an. Namun, itu adalah kebahagiaan yang luar biasa. Kebahagiaan semakin bertambah ketika panitia menyerahkan hadiah kepada saya. Meski hadiahnya hanyalah 3 buah buku dan satu pensil, tapi hadiah itu sangat berharga pada saat itu. Kebahagiaannya mungkin melebihi ketika saya dibelikan Tamiya atau Mobil Remot.

Barangkali, apa yang pernah saya alami juga dirasakan oleh anak-anak di zaman sekarang yang ikut perlombaan 17-an. Bahwa, makna kemerdekaan Republik Indonesia yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa ikut serta meramaikan lomba 17-an. 

Soal kalah dan menang itu hal biasa. Jika toh menang, maka itu akan menjadi sebuah kesuksesan. Akan menjadi kepuasan tersendiri ketika bisa membuat bangga orang tua dengan kemenangan di hari kemerdekaan. Kalau toh kalah, masih ada even-even selanjutnya untuk diperjuangkan.

Kendati demikian, dalam lomba 17-an, menang dan kalah bukanlah sebuah tujuan utama diadakannya lomba tersebut. Semangat kebersamaan, dan gotong royong untuk memeriahkan hari kemerdekaan Republik Indonesia adalah poin yang utama. 

Kalau menang lomba jangan menyombongkan diri. Kalau kalah juga jangan berkecil hati. Dan yang paling penting, bisa guyon bersama teman sebaya di momen 17-an adalah hal yang sulit terulang di waktu kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun