Mohon tunggu...
Khadeejannisa
Khadeejannisa Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

بسم الله Menulis adl caraku berbagi dan bercerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Banggalah dengan Warisan Budaya Bangsa Sendiri

1 September 2022   20:01 Diperbarui: 1 September 2022   20:07 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: bisnisbali.com

Melayu adalah istilah luwes yang dipakai pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 untuk penggolongan rumpun suku bangsa Austronesia. Suku Melayu menghuni Semenanjung Malaya, pesisir timur pulau Sumatra, bagian selatan Thailand, pantai selatan Burma, pulau Singapura, pesisir Kalimantan, dan pulau-pulau kecil yang terletak di sekitar lokasi ini (sumber wikipedia)

Negara kita sendiri setidaknya memiliki kesamaan dengan negara ASEAN lain seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Singapura dan Kamboja. Kesamaan fisik berkulit sawo matang, rambut hitam, iris mata hitam/ coklat, segi bahasa dan kebudayaan yang serupa tapi tak sama.

Candi Borobudur dan Prambanan kebanggan bangsa yang merupakan warisan kebudayaan Hindu dan Budha, ratusan tahun lalu berkaitan dengan Luang Prabang di Filipina, Candi Bagan di Myanmar, dan Candi Angkor Wat di Kamboja

Malaysia sebagai negara tetangga terdekat yang paling memiliki kemiripan karakteristik dengan bangsa kita. Dari bahasa Melayu yang masih bisa diterapkan ke bahasa Indonesia begitupun sebaliknya. Tak heran jika serial anak Upin Ipin cukup booming di negara kita. 

Begitu pula dengan kuliner khas Malaysia, nasi lemak yang pengolahan dan penyajiannya sama dengan nasi uduk. Sama halnya dengan tari-tarian, lagu dan kesenian daerah lain, makanan khas, alat musik hingga pakaian adat yang tak beda jauh. Hingga kemudian mulai muncul polemik saling klaim produk asli antar 2 negara ini. Bersyukur akhirnya negara kita memenangkan beberapa warisan budaya diantaranya

*Tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO mengesahkan batik menjadi warisan budaya Indonesia

*Tanggal 27 November 2003 UNESCO mengakui Wayang Kulit sebagai warisan kebudayaan Indonesia

*Tanggal 25 November 2005, UNESCO menetapkan keris sebagai lambang budaya warisan Indonesia

*Pada November 2010 angklung terdaftar sebagai Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia di UNESCO

*Tempe dan rendang juga berhasil diakui UNESCO sebagai warisan budaya khas bangsa Indonesia

*Sementara itu UNESCO sama-sama menetapkan silat dari Indonesia dan silat dari Malaysia sebagai warisan budaya tak benda

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit luas sampai Malaysia. Sehingga tak heran jika banyak kebudayaan yang saling beririsan. Kebudayaan Majapahit itu sudah lama ada jauh sebelum negara Indonesia maupun Malaysia lahir. Secara makna simbolis maupun filosofis mungkin mirip. Tapi aspek historisnya pasti berbeda. Inilah yang menjadi pembeda dan penentu warisan budaya tersebut berhak dimiliki oleh siapa.

Masih banyak warisan budaya lain yang disangsikan kepemilikannya dan menjadi perselisihan panjang. Salah satunya adalah kebaya nusantara. Penggunaan istilah kebaya diyakini berasal dari bahasa Arab berarti pakaian. Bedanya abaya berbentuk sederhana mirip jubah. Kebaya diyakini datang dari China, lalu menyebar ke Malaka, Sumatra, Jawa, Bali, dan Sulawesi setelah migrasi warga China ke Asia Tenggara.

Kebaya pertama kali digunakan di Indonesia pada abad ke-15 dan yang paling dominan adalah kebaya Jawa - Bali. Pada Proklamasi Kemerdekaan oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1945, satu-satunya perempuan yang hadir, Ibu Trimutri mengenakan kain dan kebaya. 

Citra ini mulai mengubah kebaya dari sekedar pakaian tradisional menjadi status pakaian nasional bagi perempuan Indonesia. Kemudian terus berkembang hingga sekarang dimana setiap pelaksanaan acara resmi kenegaraan maupun ajang sakral lainnya menggunakan kebaya yang divariasikan sesuai kebutuhan.

Malaysia juga memiliki kebaya sebagai pakaian tradisional. Busana yang merepresentasi perpaduan budaya Melayu dan China ini disebut sebagai Kebaya Baba Nyonya. 

Ciri khas kebaya Malaysia adalah warna-warna cerah dan berwarna warni. Corak bunga dan hewan di sepanjang leher hingga ujung kancing juga menjadi ornamen khas. Berbeda dengan kebaya Tanah Air yang cenderung kaya akan corak, motif dan brokat.

Letak geografis yang berdekatan adalah salah satu penyebab dua negara ini banyak memiliki kemiripan budaya. Dampak positifnya bagi kita yang hendak travelling, menempuh pendidikan atau pindah ke negara Juran tak perlu takut mengalami culture shock. Serasa mempunyai rumah kedua.

So...langkah antisipasi yang harus dilakukan adalah tugas bagi para generasi muda. Generasi milenial khususnya harus bangga dan berani menampilkan budaya bangsa serta tidak silau akan gemerlapnya budaya luar. 

Budaya Indonesia sangat kaya, mulai dari Sabang sampai Merauke. Ironis jika terabaikan dan terganti dengan kemunculan Korean Waves. Jangan sampai baru terasa menyesal ketika warisan budaya asli bangsa kita diambil alih oleh bangsa lain. *deeja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun