Aku semakin penasaran. “Sejak kapan kamu mulai jalan-jalan begini?”
“Kurang lebih tujuh tahun, Mas. Dan selama itu, aku belum pernah pulang ke Kalimantan.”
Aku terbelalak. Tujuh tahun. Bukan terlunta-lunta, karena jelas ia sangat siap. Ia tampak benar-benar seorang pejalan sejati.
“Jujur, aku jadi kepo,” kataku sambil tertawa kecil. “Kamu bikin vlog gitu? Atau dokumentasi perjalanan di sosial media?”
“Wah, saya nggak bikin vlog, Mas. Boro-boro. Untuk tampil di kamera saja saya minder, malu,” katanya sambil tersenyum canggung.
Aku mengangguk. “Oh, jadi kamu benar-benar traveller murni, ya? Aku kira kamu seperti kebanyakan orang sekarang, yang menjadikan sosial media sebagai pekerjaan.”
“Iya, Mas. Banyak sih yang begitu. Sebenarnya pengen juga, tapi belum ada keberanian.”
Aku terkekeh kecil. “Oke… oke. Jadi tujuh tahun kamu jalan begini? Wah, pasti sudah banyak banget daerah yang kamu kunjungi.”
“Alhamdulillah, Mas. Baru Sumatera, Jawa, sama Sulawesi. Bagian timur belum.”
“Wow. Jadi Indonesia Timur masih ada di daftar impianmu? NTT, NTB, Papua?”
“Iya, Mas. Amin, semoga Tuhan kasih umur panjang dan kesehatan. Semoga aku bisa ke sana suatu hari nanti.”