Mohon tunggu...
kendra timur agung
kendra timur agung Mohon Tunggu... Pelajar

Him

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Kualitas Hidup Remaja

18 September 2025   13:48 Diperbarui: 18 September 2025   13:48 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Kualitas Hidup Remaja

Interaksi sosial merupakan salah satu aspek fundamental dalam perkembangan kehidupan remaja. Baik dilakukan secara tatap muka maupun melalui media digital, interaksi sosial memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan identitas, kesehatan mental, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Di era digital seperti sekarang, media sosial telah menjadi sarana utama komunikasi di kalangan remaja. Meskipun media sosial memudahkan hubungan jarak jauh dan memperluas jaringan sosial, perannya tidak selalu positif. Purnomo dkk (2023). Studi pada siswa SMP di Jakarta menunjukkan bahwa interaksi fisik---seperti bertemu langsung, berbicara, dan melakukan aktivitas bersama---memiliki korelasi yang kuat dengan kualitas hidup dan kesejahteraan psikologis remaja. Ketika interaksi tatap muka terjaga dengan baik, pengaruh negatif dari penggunaan media sosial dapat ditekan, sehingga remaja mampu memanfaatkan teknologi tanpa kehilangan kedekatan emosional dengan orang-orang di sekitarnya.
Interaksi tatap muka memiliki nilai yang tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh media digital. Purnomo dkk (2023). Dalam penelitian yang sama, ditemukan bahwa interaksi fisik dapat berfungsi sebagai "buffer" atau pelindung yang efektif terhadap berbagai dampak negatif media sosial. Remaja yang rutin berinteraksi secara langsung dengan keluarga, teman, dan lingkungan sosialnya cende  ko rung memiliki tingkat stres dan kecemasan yang ``lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya dukungan emosional yang nyata dan respons cepat yang sulit diperoleh melalui interaksi daring. Sentuhan fisik seperti berjabat tangan, pelukan, atau bahkan sekadar tatapan mata, memberikan rasa keterhubungan yang lebih dalam dibanding sekadar teks atau emoji di layar ponsel.
Selain itu, interaksi fisik melatih keterampilan sosial yang penting, seperti kemampuan membaca bahasa tubuh, mengatur nada suara, dan membangun empati. Keterampilan ini berkontribusi langsung terhadap kualitas hubungan interpersonal, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas hidup. Sebaliknya, jika interaksi tatap muka berkurang secara drastis, remaja berisiko mengalami isolasi sosial dan penurunan kepercayaan diri.
Media sosial memiliki dua sisi yang kontras. Di satu sisi, platform seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp membuka peluang bagi remaja untuk memperluas lingkaran sosial, mengakses informasi, dan mengekspresikan kreativitas. Remaja dapat menemukan komunitas yang memiliki minat serupa, mendapatkan inspirasi, bahkan menerima dukungan emosional dari orang-orang yang belum pernah mereka temui secara langsung. Dalam konteks tertentu, media sosial juga dapat meningkatkan keterampilan digital dan literasi informasi yang sangat berguna di era modern.
Namun, dampak negatifnya tidak bisa diabaikan. Salah satu masalah yang sering muncul adalah fenomena social comparison atau perbandingan sosial, di mana remaja membandingkan kehidupannya dengan kehidupan ideal yang ditampilkan orang lain di media sosial. Ernawati, E. (2024). Hal ini dapat memicu rasa tidak puas terhadap diri sendiri, rendahnya harga diri, bahkan depresi. Selain itu, media sosial berpotensi menyebabkan kecanduan yang mengganggu pola tidur, menurunkan produktivitas belajar, dan mengurangi kualitas interaksi tatap muka. Ketergantungan berlebihan pada validasi digital seperti vqjumlah likes atau komentar juga dapat merusak kesejahteraan psikologis remaja.
Meski media sosial memiliki sisi negatif, bukan berarti penggunaannya harus dihindari sepenuhnya. Studi di Jakarta menemukan bahwa penggunaan media sosial yang diimbangi dengan interaksi fisik yang intens dapat menghasilkan kualitas hidup yang lebih baik. Interaksi tatap muka secara rutin membantu mengurangi dampak negatif dari dunia digital, sekaligus mempertahankan rasa keterhubungan yang lebih autentik.
Kombinasi yang ideal adalah memanfaatkan media sosial untuk memperluas informasi dan menjalin komunikasi awal, namun tetap memprioritaskan interaksi langsung untuk memperdalam hubungan. Misalnya, remaja dapat menggunakan media sosial untuk mengatur pertemuan atau kegiatan bersama, lalu memperkuat hubungan tersebut melalui tatap muka. Dengan demikian, media sosial tidak lagi menjadi pengganti interaksi fisik, melainkan pelengkap yang memperkaya kehidupan sosial.
Pendekatan ini juga relevan dalam konteks pendidikan. Guru dan pihak sekolah dapat memanfaatkan media digital untuk menunjang pembelajaran, sambil tetap mendorong kegiatan kelompok secara langsung yang melibatkan kerja sama, diskusi, dan permainan edukatif. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan akademik, tetapi juga membentuk kepribadian sosial yang sehat pada remaja.
Agar keseimbangan antara media sosial dan interaksi fisik dapat terjaga, diperlukan strategi pengelolaan yang tepat. Pertama, remaja perlu menetapkan batas waktu penggunaan media sosial. Misalnya, membatasi screen time harian dan mengalokasikan waktu khusus untuk aktivitas di dunia nyata. Kedua, orang tua dan pendidik berperan penting sebagai teladan dalam mengatur penggunaan teknologi. Orang tua yang aktif berinteraksi langsung dengan anaknya akan memotivasi remaja untuk melakukan hal yang sama dengan teman sebayanya.
Ketiga, penting untuk menyediakan lingkungan yang mendukung interaksi fisik, seperti kegiatan ekstrakurikuler, olahraga, atau komunitas hobi. Aktivitas ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk bertemu secara langsung, tetapi juga melatih kerja sama tim dan keterampilan komunikasi. Terakhir, literasi digital perlu ditanamkan sejak dini, sehingga remaja dapat menggunakan media sosial secara bijak, kritis, dan produktif.
Secara keseluruhan, interaksi sosial---terutama yang dilakukan secara tatap muka---memegang peran strategis dalam meningkatkan kualitas hidup remaja, baik dari aspek sosial maupun psikologis. Meskipun media sosial menawarkan banyak manfaat, penggunaannya yang berlebihan tanpa diimbangi interaksi langsung dapat menurunkan kesejahteraan mental. Penelitian membuktikan bahwa interaksi fisik yang rutin mampu menjadi faktor protektif terhadap risiko negatif media sosial. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata, dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana pendukung, bukan pengganti hubungan tatap muka. Dengan strategi pengelolaan yang tepat, remaja dapat menikmati manfaat teknologi tanpa mengorbankan kesehatan mental dan kedekatan sosialnya.
Sitasi":
Pengaruh Penggunaan Media Sosial dan Interaksi Fisik terhadap Kualitas Hidup dan Kesejahteraan Psikologis Remaja di Sekolah Menengah Pertama di Jakarta - Bing. (n.d.). Bing. https://www.bing.com/search?pglt=299&q=Pengaruh+Penggunaan+Media+Sosial+dan+Interaksi+Fisik+terhadap+Kualitas+Hidup+dan+Kesejahteraan+Psikologis+Remaja+di+Sekolah+Menengah+Pertama+di+Jakarta&cvid=7370576ebfe946c2ad7e67f664016785&gs_lcrp=EgRlZGdlKgYIABBFGDsyBggAEEUYOzIGCAEQRRg8MgYIAhBFGDwyBggDEEUYPdIBBzMwNGowajGoAgCwAgA&FORM=ANNTA1&adppc=EDGEXST&PC=ASTS
Purnomo, H., Taufiqurrahman, T., Jafar, N., & Uyun, Z. (2023). Pengaruh Penggunaan Media Sosial dan Interaksi Fisik terhadap Kualitas Hidup dan Kesejahteraan Psikologis Remaja di Sekolah Menengah Pertama di Jakarta. Jurnal Multidisiplin West Science, 2(12), 1139--1150. https://doi.org/10.58812/jmws.v2i12.858 '\

Ernawati, E. (2024). DAMPAK KECANDUAN MEDIA SOSIAL TERHADAP KESEHATAN MENTAL REMAJA: STUDI CROSS SECTIONAL. Intan Husada Jurnal Ilmiah Keperawatan, 12(01), 78--92. https://doi.org/10.52236/ih.v12i1.507

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun