Bunga-bunga Air
(1)
Bunga-bunga air nan bening saling berlompatan di bawah pancuran bambu
Lompatan itu membulat mengukir seraut wajah ayu berambut panjang yang memagutnya mesra
Sore belum lagi sempat jatuh ke bumi menyapa hamparan padi yang bunting menguning di sekeliling
Sebongkah batu hitam yang basah sepertinya sengaja menangkap gerimis yang mulai genit turun menggoda  Â
(2)
Perlahan bunga-bunga air itu berkejaran nakal di sela jemari gadis desaku yang lentik
Sehelai kain batik kuning tipis seketika membasuh bulat-bulat tubuhnya yang mendadak pemalu
Di kejauhan tampak orang-orangan sawah mengintip dibalik capingnya yang tanggung menggantung
Sore sepertinya kehilangan kesabaran untuk segera pulang menjelang
(3)
Nyanyian bunga-bunga air dari pancuran bambu di desa selalu terngiang mengusik kerinduanku
Kerinduan-kerinduan yang telah menua dan membatu dibenamkan keangkuhan beton kota yang kian erat memenjara
Inginku esok kupulang dan berkejaran bersamamu diantara lenggok pematang sawah yang 'tlah pecah merekah
Dan di bawah curah nyanyian pancuran bambu itu kita bersama memungut kembali bulatnya bunga-bunga air yang memagut mesra kisah kasih kita yang 'tlah lama bunting menguning
Â
 Â