Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunga-bunga Air

19 Juni 2022   17:54 Diperbarui: 19 Juni 2022   17:55 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(3)

Nyanyian bunga-bunga air dari pancuran bambu di desa selalu terngiang mengusik kerinduanku

Kerinduan-kerinduan yang telah menua dan membatu dibenamkan keangkuhan beton kota yang kian erat memenjara

Inginku esok kupulang dan berkejaran bersamamu diantara lenggok pematang sawah yang 'tlah pecah merekah

Dan di bawah curah nyanyian pancuran bambu itu kita bersama memungut kembali bulatnya bunga-bunga air yang memagut mesra kisah kasih kita yang 'tlah lama bunting menguning

 

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun