(3)
Nyanyian bunga-bunga air dari pancuran bambu di desa selalu terngiang mengusik kerinduanku
Kerinduan-kerinduan yang telah menua dan membatu dibenamkan keangkuhan beton kota yang kian erat memenjara
Inginku esok kupulang dan berkejaran bersamamu diantara lenggok pematang sawah yang 'tlah pecah merekah
Dan di bawah curah nyanyian pancuran bambu itu kita bersama memungut kembali bulatnya bunga-bunga air yang memagut mesra kisah kasih kita yang 'tlah lama bunting menguning
Â
 Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!