Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunga-bunga Air

19 Juni 2022   17:54 Diperbarui: 19 Juni 2022   17:55 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bunga-bunga Air

(1)

Bunga-bunga air nan bening saling berlompatan di bawah pancuran bambu

Lompatan itu membulat mengukir seraut wajah ayu berambut panjang yang memagutnya mesra

Sore belum lagi sempat jatuh ke bumi menyapa hamparan padi yang bunting menguning di sekeliling

Sebongkah batu hitam yang basah sepertinya sengaja menangkap gerimis yang mulai genit turun menggoda   

(2)

Perlahan bunga-bunga air itu berkejaran nakal di sela jemari gadis desaku yang lentik

Sehelai kain batik kuning tipis seketika membasuh bulat-bulat tubuhnya yang mendadak pemalu

Di kejauhan tampak orang-orangan sawah mengintip dibalik capingnya yang tanggung menggantung

Sore sepertinya kehilangan kesabaran untuk segera pulang menjelang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun