Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesta Bola

23 Juni 2018   22:30 Diperbarui: 23 Juni 2018   22:40 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(1)

Namanya pesta, tentu semuanya adanya hanyalah kegembiraan tiada batasan henti yang membahagiakan saja

Si empunya rumah sebagai yang punya hajatan tentulah pihak yang paling puncak kegembiraannya dengan berbagai hidangan

Selanjutnya, tentulah para tamu undangan yang terhormat mereka yang telah memperoleh hak untuk memeriahkan pesta

Kemudian yang tidak ingin pula ketinggalan mengikuti meriahnya kegembiraan pesta tentu semua para tetangga  

(2)

Pesta itu bertajuk pesta bola empat tahunan, pestanya miliaran manusia dunia dengan segala macam keberagamannya

Suguhan pesta itu sangatlah sederhana, demikian sederhananya ia karena ia hanyalah berwujud sebuah bola kulit belaka

Ya, sebuah bola yang kiranya sangat diagungkan mengangkat derajat dan martabat suatu bangsa diantara bangsa-bangsa lainnya

Sebuah bola yang diperebutkan untuk menguji ketrampilan para pemestanya di lapangan hijau tanpa adanya prasangka

(3)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun