Kini, diantara kayu-kayu waktu yang melapukÂ
Para ilalang masih berupaya bangkit dengan menanam puisi cinta
Namun tak sesuatu juapun yang perduli pada tanah kertas
Dimana mata pena tajam dan gemulai ilalang telah terlupakan masa
Â
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!