Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kafka dan Sebuah Pengakuan

1 September 2021   21:43 Diperbarui: 1 September 2021   22:11 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang laki-laki dan keinginan terdalamnya. (Sumber: Pexel | Olya Prutskova) 

          Nosa tahu Kafka sudah lelah berpura-pura.

          "...kau hanya perlu menjadi berani," lanjut Nosa mengarahkan lagi pandangannya pada Kafka.

          "Apa kau pikir aku bisa melakukannya, Nosa? Apa aku punya keberanian seperti yang kau katakan itu saat aku bertemu Mama?"

          "Mudah-mudahan. Kau bisa mempraktikkan keahlianmu sebagai seseorang yang ahli bicara," Nosa berusaha mencairkan suasana, berharap ketegangan Kafka pecah, "meskipun tentu saja ibumu bukan seperti salah satu calon klienmu." 

          Dan benar saja, Kafka mencair. Gunung es itu runtuh. Senyum bulan sabit—meskipun tampak terpaksa—terlihat di wajahnya.

          "Aku tidak ingin melukai hatinya..."

          Kafka menundukkan kepala. Masygul.

          "Lalu, untuk apa kau dengan bangga membicarakan seluruh peralatan rias beserta segala macam kosmetik itu padaku?" sergap Nosa. "Untuk apa pula kau dengan percaya dirinya tampil memukau di hadapanku dengan pakaian yang aku sendiri tak pernah terlalu percaya diri mengenakannya?"

          "Aku..."

          "Dan untuk apa kau dan aku saling kenal jika bukan untuk ini aku kau persiapkan, Kafka?"

          Kafka menerawang mendapati wajah Nosa yang duduk di seberang. Langit masih berkabut. Gerimis baru saja berhenti. Tetapi, rembang petang masih bisa dinikmati. Hidup sendiri di kota orang dengan rahasia besar yang tak satu orang pun tahu—kecuali Nosa pada akhirnya—sangat menyiksanya, dan ia sudah tak sanggup lagi untuk lama-lama menyimpannya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun