Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Masih Betah Melajang? 6 Hal Ini yang Mungkin Jadi Alasan

28 Juni 2021   07:39 Diperbarui: 29 Juni 2021   17:04 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi couple session pada sebuah resepsi pernikahan. (Sumber: Dokumentasi pribadi/Foto oleh Kazena Krista)

Suatu hari saya pernah ditakdirkan untuk mendengar satu kegelisahan seorang teman tentang mengapa dia ingin menikah di usia yang seharusnya orang-orang sudah menikah.

Alasannya?

Klasik: dia takut tidak bisa mempunyai anak.

Baca juga: Punya Anak Tak Cukup Perkara Seksual, Mental, dan Finansial

Baca juga: Tentang Perempuan dan Hal-Hal yang Patut Laki-Laki Ajarkan

Satu hal yang sebenarnya—bahkan sejak teman saya mengatakan itu—ingin sangat saya tertawakan. Ya, teman saya itu seorang puan.

Saya tidak sepenuhnya menyalahkannya. Dia begitu juga diakibatkan tekanan sosial yang ada di masyarakat—alih-alih boleh jadi sebenarnya tekanan itu justru datang dari orangtuanya sendiri. Hanya saja, mungkin dia gengsi mengatakannya.

Terkadang manusia lebih sering memuaskan ekspektasi orang lain ya dibandingkan kebahagiaan diri sendiri.

Baca juga: Target Hidup: Seni Mengelola Ekspektasi Demi Sebuah Eksistensi

Selain itu (baca: memuaskan ekspektasi orang lain), ternyata masih banyak orang di luar sana lupa bahwa anak, dia tidak cuma bicara rezeki atau ikhtiar melainkan juga ujian; anak adalah hak prerogatif Tuhan.

Lalu, apa kabarnya teman saya itu sekarang?

Saya tidak tahu dan tidak mau tahu, yang jelas dia memang sudah menikah.

Fyi, dia juga acapkali mengintip tak cukup sekali atau dua kali instastory saya.

Eits, jangan buru-buru menuduh saya sombong dulu. Saya tidak mau curi start menyapanya karena saya tidak ingin lagi mendengar keluhan-keluhan ajaibnya yang "lain"—yang mungkin saja jauh lebih parah dari sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun