Mohon tunggu...
Miss KarHan
Miss KarHan Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya suka menulis

"Rasa itu sastra, lalu kata ibarat mantra" -MissKarHan-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Definisi Mencintai (Masih tentang Yafi)

28 Januari 2020   10:12 Diperbarui: 28 Januari 2020   10:38 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jelas, jawabku begitu! Aku yang memutuskan Yafi kala itu. Karena aku tak ingin terjerat dalam dosa pacaran. Lalu apa ini ? pesan itu seolah menghantamku keras. Siapa dia ?

Akhirnya aku penasaran, ku coba simpan nomornya dengan nama dua tanda tanya. Keesokan harinya fotonya yang awalnya hanya foto default WhatsApp berubah menjadi foto mesranya dengan Yafi.

Aku berkesimpulan bahwa ini pasti kekasih baru Yafi. Dadaku sesak sekali kala itu.

"Hey perempuan, kenapa diam saja?" suara nyaring perempuan itu mengusir lamunanku, aku seolah ditarik kembali, meninggalkan sepenggal kisah yang sedari tadi berputar sendiri didalam kepalaku.

"Ha? Apa?" tanyaku tak mengerti sambil berdiri

"Dengar tidak ? tidak ada yang lebih mencintai dan menyayangi Yafi dibanding aku! Tidak seperti kamu yang dulu dengan tega meninggalkannya. membiarkan dia terpuruk sakit hati sendirian hingga aku datang menyembuhkan lukanya" ucapnya sinis

"Mbaknya bilang apa?" aku mulai tak tahan dengan ucapannya

"Baik mbak, biar saya jelaskan. Jika definisi mencintai menurut mbak adalah membersamai Yafi dalam ikatan yang tidak halal maka itu urusan mbak. Itu terserah mbak. Tapi definisi mencintai yang sesungguhnya menurut saya adalah adalah ketika saya memilih meninggalkan Yafi karena tak mau menyeretnya jauh dalam dosa mendekati zina karena kami berada dalam hubungan yang tidak halal. Dan mbak tau? Sampai hari ini, sejak saya menutuskan Yafi secara sepihak, saya tidak pernah berhubungan special dengan siapapun. Definisi mencintai kita berdua berbeda mbak! jadi mohon maaf, sama sekali tidak bisa dibandingkan" jelasku panjang lebar. Berhasil membungkam mulut perempuan itu.

Yafi memandangku setelah aku menyelesaikan kalimat terakhirku pada Maya kekasihnya. Aku segera memalingkan wajahku kepada siapa saja, asal tidak memandang wajah Yafi.

Setelah itu, Yafi menarik tangan Maya meninggalkan restoran. Aku kembali duduk, mengambil gelas berisi teh es penuh kemudian ku teguk hingga tersisa setengah gelas. Teman-temanku masih memandangku tanpa ada yang berani berucap macam-macam.

Kami yang tersisa melanjutkan kegiatan reuni yang tadi sempat sedikit rusak tanpa Yafi yang lebih dulu beranjak tanpa menyentuh makanan dan minumannya sedikitpun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun