Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Stimulus Ekonomi Baru, Harapan atau Sekadar Janji?

14 September 2025   07:19 Diperbarui: 14 September 2025   07:19 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja. /Antara/Muhammad Adimaja

Refleksinya, keadilan sosial bukan tentang siapa yang mendapat keringanan, melainkan siapa yang sungguh terbebaskan dari jerat kesulitan. Insentif pajak yang tidak menyentuh pekerja hanya akan memperlebar jurang antara elite usaha dan rakyat kecil.

Jaminan Sosial: Perlindungan atau Formalitas?

Program jaminan sosial yang dijanjikan mencakup jaminan kecelakaan kerja, kehilangan pekerjaan, hingga kematian. Rencana ini terdengar progresif karena melibatkan pekerja lepas seperti ojol yang selama ini berada di zona abu-abu perlindungan. Namun, tantangan muncul dalam mekanisme pembiayaan, di mana sebagian iuran tetap harus ditanggung pekerja.

Jika negara sungguh berniat menghadirkan keadilan, porsi tanggungan pemerintah seharusnya lebih besar bagi mereka yang paling rentan. Jangan sampai program ini hanya menjadi formalitas pencitraan tanpa benar-benar meringankan beban harian para pekerja. Perlindungan sejati berarti memastikan mereka bisa bekerja tanpa rasa cemas akan masa depan keluarga ketika musibah datang.

Kritik yang mengemuka adalah soal konsistensi: sejauh mana pemerintah serius mengawal implementasi, mengingat birokrasi kerap menjadi penghalang. Perlindungan sosial tidak boleh menjadi janji kosong; ia harus hadir nyata dalam rekening dan kehidupan rakyat.

Ojol dan Perjuangan Status Hukum

Ojol URC  di Jakarta 17/7/2025, tolak status karyawan, potongan 10%, dan tuntut payung hukum perlindungan. FOTO/Sulthony H./agr ANTARA FOTOS
Ojol URC  di Jakarta 17/7/2025, tolak status karyawan, potongan 10%, dan tuntut payung hukum perlindungan. FOTO/Sulthony H./agr ANTARA FOTOS

Para pengemudi ojol selama ini menghadapi posisi dilematis: bukan karyawan, tetapi juga bukan wirausaha penuh. Demonstrasi pada 17 Juli 2025 menunjukkan bahwa keresahan mereka bukan sekadar soal komisi, melainkan status hukum dan perlindungan kerja. Stimulus ekonomi yang menyasar ojol adalah langkah baik, tetapi tidak cukup tanpa regulasi yang jelas.

Tanpa payung hukum yang melindungi, stimulus hanya menempel di permukaan, sementara akar persoalan tetap membelit. Para ojol membutuhkan kepastian: apakah mereka diakui sebagai pekerja dengan hak normatif, atau tetap sebagai “mitra” yang serba tanggung. Tanpa kejelasan, jaminan sosial bisa berakhir sebagai solusi parsial yang tidak menyentuh keadilan mendasar.

Refleksi pentingnya, negara tidak boleh membiarkan jutaan pekerja digital ini terjebak dalam status abu-abu. Keadilan sosial berarti perlindungan hukum, bukan sekadar insentif ekonomi sesaat.

Program Magang dan Bantuan Pangan: Jembatan atau Sekadar Taktik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun