Namun dalam kebijakan publik, sering kali sekolah swasta diposisikan sekadar pelengkap. Sengketa PAPS menunjukkan bagaimana suara mereka bisa diabaikan dalam proses pengambilan kebijakan. Padahal, tanpa sekolah swasta, beban pendidikan negeri akan semakin berat dan kualitas bisa menurun.
Kesepakatan damai ini memberi ruang refleksi: sudahkah pemerintah benar-benar menghargai kontribusi swasta? Jika tidak ada perubahan pola pikir, maka sekolah swasta hanya akan jadi objek kebijakan, bukan mitra sejajar. Damai ini harus menjadi momentum pergeseran paradigma, bukan sekadar penyelesaian sengketa.
5. Harapan ke Depan: Damai yang Berbuah Manis
Perjanjian damai yang tercapai tentu layak disambut positif. Tetapi harapan masyarakat tidak berhenti di situ: publik ingin melihat realisasi nyata dari janji-janji itu. Jika swasta benar-benar dilibatkan dalam PAPS, maka potensi kolaborasi dalam menekan angka putus sekolah akan semakin besar.
Sekolah swasta pun harus membuktikan diri sebagai mitra yang akuntabel. Tidak cukup hanya menuntut hak, tetapi juga menunjukkan kontribusi nyata dalam kualitas pembelajaran, transparansi dana, dan inovasi pengajaran. Hanya dengan cara itu, mereka bisa meneguhkan peran sebagai bagian penting dari ekosistem pendidikan.
Pada akhirnya, damai ini adalah ujian bersama. Pemerintah harus konsisten, sekolah swasta harus berbenah, dan masyarakat harus mengawal. Bila semua pihak memegang peran dengan sungguh-sungguh, maka perjanjian damai ini bisa menjadi titik balik pendidikan Jawa Barat.
Penutup
Damai antara sekolah swasta dan Pemprov Jabar adalah langkah maju, tetapi bukan akhir dari perjalanan. Tantangan besar masih menanti: menjaga kepercayaan, memastikan transparansi, dan mengawal implementasi perjanjian. Tanpa tindak lanjut, damai ini bisa saja hanya sekadar catatan hukum, bukan solusi pendidikan.
"Kemenangan sejati dalam sebuah perjanjian bukanlah tercapainya kesepakatan, melainkan terwujudnya manfaat yang nyata bagi semua pihak." Dengan demikian, tugas kita bersama adalah memastikan bahwa damai ini berbuah manis, bukan sekadar janji yang cepat dilupakan. Wallahu a'lam.Â
Disclaimer
Tulisan ini adalah analisis dan refleksi pribadi berdasarkan pemberitaan media. Penulis tidak memiliki afiliasi dengan pihak manapun yang disebut dalam artikel.