Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Minggu Tanpa Gawai: Tantangan Kecil, Dampak Besar untuk Keluarga Modern

15 Juni 2025   10:55 Diperbarui: 15 Juni 2025   10:55 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liburan Tanpa Gadget. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya. Sumber: Pixabay/marvelmozhko 

Gawai: Antara Alat Bantu dan Penjeda Emosi (dok. Mamanesia)
Gawai: Antara Alat Bantu dan Penjeda Emosi (dok. Mamanesia)

2. Tantangan Implementasi: Bukan Sekadar Mematikan Perangkat

Mewujudkan Minggu Tanpa Gawai bukan perkara mudah, terutama di era di mana hampir semua aspek kehidupan terkoneksi secara digital. Anak-anak sulit lepas dari YouTube atau TikTok, sementara orang tua merasa harus selalu memantau pekerjaan melalui WhatsApp atau email. Tantangan terbesar justru terletak pada kebiasaan dan persepsi: banyak orang tua merasa bahwa gawai adalah satu-satunya cara menenangkan anak atau menghibur diri di tengah stres.

Namun, seperti disampaikan psikolog keluarga Anna Surya, S.Psi., M.Psi., dalam wawancaranya dengan Media Indonesia (2025), kunci keberhasilan bukan pada larangan total, melainkan pada kesepakatan bersama dan penanaman nilai. Anak-anak perlu diberi pemahaman bahwa hari tanpa gawai bukanlah hukuman, melainkan kesempatan untuk bermain, bercerita, atau berkreasi bersama keluarga.

Strategi implementasi yang efektif antara lain dengan merancang aktivitas pengganti: bermain board game, memasak bersama, atau melakukan proyek kreatif. Saat keluarga mulai menikmati interaksi tanpa distraksi digital, ketergantungan terhadap gawai perlahan dapat direduksi secara alami.

3. Efek Psikologis dan Emosional: Menyulam Kembali Kehangatan

Manfaat nyata dari Minggu Tanpa Gawai dapat dirasakan sejak minggu pertama: suasana rumah menjadi lebih hangat, anak-anak lebih mudah diajak berbicara, dan orang tua merasa lebih rileks. Penelitian oleh Family Digital Balance Institute (FDBI) tahun 2024 mencatat bahwa keluarga yang rutin menjalankan satu hari tanpa gawai menunjukkan peningkatan kualitas komunikasi sebesar 45% dalam kurun tiga bulan.

Selain itu, kegiatan bersama tanpa layar turut memperkuat ikatan afektif antaranggota keluarga. Anak merasa lebih didengar, dan orang tua lebih mampu membaca emosi anak tanpa harus menebak-nebak lewat teks atau emoji. Pola ini juga berdampak jangka panjang pada pembentukan karakter: anak belajar mendengarkan, berempati, dan menyelesaikan konflik tanpa tergantung pada pelarian digital.

Dalam konteks ini, Minggu Tanpa Gawai bukan sekadar gerakan simbolik, tetapi upaya konkret memperbaiki arsitektur komunikasi keluarga modern yang terlalu sering diinterupsi oleh notifikasi dan timeline.

4. Perspektif Sosial: Menghidupkan Ruang Komunitas

Salah satu dampak dari digitalisasi keluarga adalah terputusnya jejaring sosial di tingkat lingkungan. Anak-anak lebih jarang bermain di luar rumah, orang tua tidak lagi saling menyapa karena semua sibuk dengan gawainya masing-masing. Gerakan Minggu Tanpa Gawai bisa menjadi pintu masuk untuk menghidupkan kembali ruang-ruang sosial tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun