Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Maaf, Saya Bikin Gaduh, Tapi Rakyak Tak Butuh Pemimpin yang Diam"

16 April 2025   09:46 Diperbarui: 16 April 2025   09:46 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Jangan kendor! Karena perubahan tak lahir dari keraguan."(Sumber: Tribunnews.com)

“Jangan kendor! Karena perubahan tak lahir dari keraguan.” --- Dedi Mulyadi

Permintaan maaf bukan tanda menyerah. Itu hanya refleksi bahwa kepemimpinan butuh empati. Tapi di balik empati itu, ada tekad yang tetap membara. Dedi Mulyadi memilih untuk tetap melaju, memperjuangkan hak-hak warga, dan menertibkan penyimpangan.

Tak semua orang siap dengan perubahan. Apalagi jika perubahan itu memotong kenyamanan kelompok tertentu. Tapi selama rakyat kecil merasakan manfaat, maka itu adalah keberhasilan.

Gubernur Jawa Barat ini sedang menunjukkan bahwa menjadi pemimpin bukan soal menyenangkan semua pihak. Tapi soal menyelaraskan keberanian dan pelayanan. Dan dalam soal itu, ia sedang membuktikan bahwa tak semua pemimpin harus lunak agar dianggap bijak.

Penutup

Kita tentu tidak butuh pemimpin yang sempurna. Tapi kita butuh pemimpin yang hadir, tangguh, dan tak goyah ketika menerapkan keadilan. Dalam pusaran kritik dan tekanan, Dedi Mulyadi tetap jadi simbol keberanian yang dibungkus kesantunan.

Jadi, pertanyaannya kini bukan apakah Dedi salah atau benar. Tapi: apakah kita siap berdiri di belakang pemimpin yang tak hanya bicara, tapi juga bertindak? Wallahu a'lam

Sumber:

https://www.kompas.com/jawa-barat/read/2025/04/15/082037188/kebijakannya-sering-menuai-kritik-dedi-mulyadi-maaf-jika-saya-setiap?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun