Pada Jumat (23 Juli 2021), Amiruddin dipanggil oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPW) Sulawesi Selatan ia berkata, sejak rumah tersebut dibangun tembok tersebut sebenarnya sudah ada. Namun, atas permintaan warga, tembok ini dirobohkan.
AM mengaku terganggu dengan anak-anak Tafiz yang bermain bola di depan rumahnya. ia memutuskan untuk membangun kembali tembok yang dibangun sebelumnya lantaran Tak hanya itu, anak-anak ternyata menggunakan pagar sebagai tempat menggantung pakaian.
Diketahui, warga telah melaporkan kepada RT 2/RW 5 Kelurahan Masale, Muh Ilyas Kunta tentang penutupan pintu belakang menuju rumah Tahfiz dan tembok rumah warga.
Sementara itu, Achmad Akbar selaku keluarga dari Amiruddin, Â telah mengakui terjadi kesalahpahaman terkait penembokan pintu akses rumah tahfiz dan warga tersebut dan karena Amiruddin sendiri jarang tinggal di rumah ini, sebagian besar aktivitasnya dihabiskan di Pangkep sebagai anggota DPRD.Â
Tindakan yang sama sekali tidak terpuji dan tidak benar itu membuat pihaknya pun meminta maaf atas kesalahpahaman tersebut.. Apalagi seperti yang kita tahu kegiatan yang dilakukan tahfiz ini sangat luar biasa dan harus mendapatkan dukungan.Â
Achmad Akbar juga menyampaikan terima kasih kepada pihak kecamatan dan kepolisian yang telah melakukan mediasi dan pendekatan sehingga masalah tersebut bisa selesai dengan baik dan amir juga mengizinkan tembok itu diruntuhkan serta anak-anak Tahfiz melanjutkan aktivitasnya tanpa mengganggu satu sama lain, sehingga menciptakan titik tengah yang baik.
Dalam hal ini, nama baiknya akan tercoreng. Sebagai wakil rakyat, moralitasnya sangat disayangkan.Â
Wakil rakyat harus bisa menjadi contoh yang baik dan merakyat serta mempunyai etika yang baik, tetapi justru malah menggunakan kekuasaan sebagai alat untuk melakukan apa yang sebenarnya salah untuk dilakukan, baik masyarakat maupun RT dan RW tidak bisa langsung turun tangan, karena mungkin status pelaku jauh lebih tinggi, tapi nyatanya tidak ada yang benar, kalau salah harus dikatakan salah, dan begitupun sebaliknya.