Mohon tunggu...
Tiara Karina Pandiangan
Tiara Karina Pandiangan Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMAN 28 Jakarta

in Saus und Braus leben

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Cerpen: Jurnal, Waltz, dan Perbukitan Manchuria

26 November 2020   11:24 Diperbarui: 26 November 2020   12:13 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Warfare History Network

Di tengah rusuhnya perang, orkestra regimen memainkan alunan pawai pertempuran dengan semangat, tanpa rasa takut. Alunan musik yang terdengar semangat itu hampir tidak terdengar, terkalahkan oleh berisiknya suara tembakan dan ledakan. 

Alexei dan Mikhail pun terus memainkan alat musik mereka, berusaha sekeras mungkin untuk mengatur nafas dan tidak terpecah konsentrasinya. 

Mata Alexei menangkap sosok Viktor dan Igor yang sedang berlari sekeras mungkin, matanya membesar dengan perasaan horor saat ia melihat Igor terjatuh. 

Seorang prajurit Jepang berada tepat di depan Igor, mengarahkan senapannya ke arahnya. Alexei terlalu panik melihat kawannya yang sedang berada dalam bahaya, ia ingin menjatuhkan selompretnya dan berlari membantu Igor, namun ia tidak bisa, karena tugasnya untuk saat ini adalah terus meniup selompret yang ia pegang. 

Konsentrasinya terbuyar, nada yang ia mainkan mulai salah-salah, dan ia tidak melihat prajurit Jepang yang menembakkan peluru kearahnya sendiri.

Selompret Alexei jatuh, diikuti oleh pemiliknya. Mikhail syok berat melihat tubuh Alexei jatuh tak bernyawa, namun ia tetap memainkan terompetnya sembari menahan tangis. 

Lalu tetiba kawannya yang semula bermain tanduk Perancis juga terjatuh. Mikhail tetap melanjutkan meniup terompetnya, nadanya terdengar rusak. Sebuah lagu tidak akan jadi jika hanya satu orang dalam band yang bermain musiknya, namun apa boleh buat?

Naik dan maju!
Sederet parit sudah dekat.

Tanah membawa kematian untuk ditemui,
Namun kita tidak ada jalan untuk kembali lagi.

DOR! Senapan yang sudah siap mengambil nyawa Igor pun terjatuh ke salju. Nyawa Igor diselamatkan oleh seorang prajurit, dan Igor langsung berdiri, mengambil senapan orang Jepang itu, dan menendang kepalanya yang bolong tertembak. Ia dan prajurit itu berlari maju, menembak, menghindari, menembak, menghindari.

"URAAAAAAAAAA!!!!!"

Pasukan prajurit Rusia berteriak, sambil berlari lebih cepat dengan semangat yang membara. Garis infanteri sudah hancur, tampaknya tidak ada lagi yang memperdulikannya. Mereka pun menembak prajurit Jepang habis-habisan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun