Kring...kring..kring...
Suara telpon rumah itu memberiku suatau harapan dia menelponku
"Selamat pagi, apa benar ini dengan Keluarga pa Adib Masrukhan?
"Ia betul, saya istrinya, maaf ini dengan siapa ya?"
"Kami dari Rumah Sakit X bu, kami memberi tahukan bahwa suami ibu ada di Rumah sakit karena semalam mengalami kecelakaan"
Jleb,,,, seperti tertusuk blati rasanya aku mendengar kabar itu, dan bergegas langsung kerumah sakit itu, tanpa lupa ku kenakan cadar untuk meutup wajahku"
Singakt cerita sampailah pada saat hari ini, saat dimana tadi aku mengetahui bahwa suamiku mengalami kebutaan, Dokter mengatakan mas Adib buta permanen dan tak bisa melihat lagi"
Aku tak tahu harus berbuat apa, aku menangis di atas dadanya, dia tersenyum, dan meski  baru kecelakaan badannya masih terlihat gagah perkasa.
Beberapa jam kemudian aku menemui dokter dan mengatakan bahwa aku ingin mendonorkan kedua mataku untuk mas Adib, dokter terus membujukku untuk memikirkannya masak-masak, tapi aku terus meyakinkan bahwa tekadku sudah bulat.
Hampir semua berjalan dengan mulus tanpa kendala dan tanpa sepengetahuan suamiku,karena aku tahu kalau sampai ia tahu pasti ia akan melarangku.
Namun ketika semua persiapkan sudah siap semua, tiba-tiba kulihat suamiku lari menghampiriku. Akupun kaget kenapa dia sampai bisa tahu dan kenapa dia bisa lari dengan kencangnya meski ia tak mampu melihat? Dan sampai saat ini aku belum tahu jawabnnya...