Aku rindu kamu"
Plak .... Tanpa sengaja tanganku menampar wajah  Deni, karena dia mulai kurang ajar padaku,,,
"Den inget sekarang aku istri orang" sangat keras ku katakana itu padanya, karena  akupun  tak menyangka kalau Deni  bisa senekad itu.
"Kinan kamu hanya milikku, atau tidak milik siapapun ...
"Tidak... kamu gila den, kamu gila"
"Kamu tolak aku Kinan, baiklah " ... Aku tak bisa berbuat apa-apa selain menangis dan teriak saat itu.
Hingga akhirnya Deni memperlihatkan air yang kalau di teteskan kelantai mengeluarkan asap di depanku.
Kalau kamu tidak mau pergi denganku dan meninggalkan suamimu, maka air ini akan aku taruh di wajah cantikmu, hingga takan ada lagi yang menikmati kecantikanmu itu.
"Den aku mohon jangan Den, .... Puluhan kali akau memohon dan menolak tak mampu membuat Deni mengurungkan niatnya, hingga akhirnya kamipun benar-benar bertengkar hebat dan air keras  itupun benar-benar membasuh halusnya wajahku.
Aku berteriak histeris, panas dan sakit luar biasa kurasakan, hingga Denipun mengahampiriku, bahkan meludahiku sembari  berkata "sekarang tidak akan ada seorang priapun yang mau padamu, penghianat...."
Pria yang katanya sangat mencintaiku itupun lari meninggalkanku setelah menyakitu hati dan ragaku dalam perih yang tak tertahan, hingga akhirnya akupun tak sadarkan diri.