Setiap hari dia selalu mengirim kata-kata manis untukku, memuji kecantikanku, dan mengungkapkan kerinduan-kerinduannya padaku.
Aku tak kuasa , karena sejujurnya akupun sangat mencintainya. Musibah inipun dimulai ketika ku berikan no telponku padanya, dia mulai semakin membuatku tak berdaya  menahan rasa hingga akhirnya kamipun janjian ketemu.
"Aku sangat mencintaimu Kinan, aku tak rela kamu menjadi milik siapapun selain aku"
"Tidak Den, kita sudah beda, tidak seperti dulu lagi, kita tak mungkin bersama" itu sedikit dialog kami yang masih aku ingat saat masih ada dalam mobil, sampai akhirnya Deni mengarahkan mobilnya ke sebuah hotel.
"Kita mau apa Den?"
"Ada hal penting yang harus kita bicarakan Kinan, untuk terakhir kalinya, aku janji setelah ini gak akan ganggu kamu lagi"
"Tapi kenapa harus di hotel?'
"Sudahlah kinan, aku sangat mencintaimu, aku tidak mungkin menyakitimu, percayalah"
Karena selama aku mengenal Deni, ia adalah sosok yang baik dan tak pernah macam-macam padaku, maka seolah terbius akupun nurut saja.,
Sesampainya di kamar hotel Deni kurasakan lain, seperti orang asing.
"Kinan, aku sangat mencintaimu, kenapa kamu tega khianatin aku,aku tak bisa hidup tanpa kamu kinan.