Namun setidaknya pembahasan ini dapat menjelaskan kebiasaan membawa oleh-oleh, yakni karena memang rasional dan relatif efisien. Jadi mungkin saat diminta untuk membeli oleh-oleh, jangan anggap sebagai beban dan pikirkan benefit yang bisa didapatkan. Bagi penulis sendiri, kebahagiaan orang-orang terdekat saat menerimanya sudah lebih dari cukup.
Oleh I Gede Sthitaprajna Virananda | Ilmu Ekonomi 2016 | Kepala Divisi Kajian Kanopi 2018
Referensi
- Charness, G., & Dufwenberg, M. (2006). Promises and Partnership. Econometrica, 74(6), 1579-1601.
- Kozlovskaya, M. (2016). Can't buy me love -- the economics of gift giving.The Conversation. Diakses 3 Maret 2018, dari https://theconversation.com/cant-buy-me-love-the-economics-of-gift-giving-59406
- Mankiw, G. (2006). The Economics of Gifts. Greg Mankiw's Blog. Diakses 3 Maret 2018, dari https://gregmankiw.blogspot.co.id/2006/12/economics-of-gifts.html
- Waldfogel, J. (1993). The Deadweight Loss of Christmas. The American Economic Review, 83(5), 1328-1336.