Mage dan Roamer di Kelas 5C
Susan dan Henny, dua sahabat yang tak terpisahkan di kelas 5C. Susan adalah penggemar berat Mage, terutama Vexana. Dia suka hero yang bisa mengeluarkan skill area yang mematikan, menjebak musuh dalam satu serangan kombo. Di game, Susan adalah pemain yang agresif dan punya visi. Dia sering mengambil inisiatif untuk memulai team fight.
Di sekolah, Susan juga begitu. Dia anak yang cerdas dan berani. Saat ada debat atau diskusi, suaranya lantang dan argumennya kuat, seolah dia sedang melancarkan skill pamungkas. Dia selalu punya ide-ide besar dan tidak takut untuk memimpin.
Sementara itu, Henny lebih menyukai hero Roamer seperti Angela. Perannya tidak menonjol di depan. Dia suka bergerak dari satu lane ke lane lain, memberikan heal dan bantuan tanpa banyak orang sadari. Kekuatan utamanya adalah dukungan dan kehadiran.
Di kehidupan nyata, Henny adalah seorang pendengar yang baik. Dia tidak suka jadi pusat perhatian. Saat Susan bersemangat menceritakan ide-idenya, Henny akan mendengarkan dengan sabar, sesekali memberikan saran kecil yang justru sangat membantu. Dia seperti "support" yang selalu ada di saat Susan membutuhkannya.
Suatu hari, kelas 5C mengadakan pementasan drama. Susan, sebagai anak yang paling berani, ditunjuk menjadi sutradara. Dia menyusun naskah yang rumit dengan ide-ide besar, seperti "kombo" Vexana-nya. Semua pemain diberi tugas yang detail dan spesifik. Namun, seiring waktu, tim mulai frustasi. Naskah yang terlalu rumit membuat mereka bingung dan beberapa pemain mulai malas berlatih. Drama itu di ambang kegagalan.
Susan merasa marah dan kecewa. "Kenapa kalian tidak bisa fokus?" teriak Susan. Dia merasa seperti Vexana yang skill-nya gagal mengenai musuh.
Di tengah kebingungan itu, Henny maju. "Semuanya, duduk dulu yuk," ajaknya dengan lembut.
Henny tidak menyalahkan siapa pun. Dia hanya mengajak setiap anggota tim untuk berbagi perasaan mereka. Dia mendengarkan keluhan satu per satu. "Mungkin kita bisa sederhanakan naskahnya?" saran Henny. "Supaya semua bisa menikmati prosesnya."
Henny, sebagai Roamer, mengambil peran yang berbeda. Dia tidak mencoba mengambil alih. Dia hanya memberikan dukungan dan healing secara emosional. Ia menyatukan kembali tim yang terpecah, layaknya Angela yang menggunakan skillnya untuk menjaga tim tetap utuh.
Susan akhirnya menyadari kesalahannya. Ia terlalu fokus pada hasil akhir dan melupakan proses. Dengan bantuan Henny, mereka merevisi naskah. Drama itu tidak lagi serumit ide awal Susan, tapi semua orang merasa senang dan bersemangat.
Di hari pementasan, drama mereka sukses besar. Semua orang memuji Susan atas idenya yang brilian. Namun, Susan tahu, keberhasilan itu bukan hanya miliknya. Itu adalah kemenangan tim, yang bisa terwujud berkat Mage yang punya visi besar dan Roamer yang selalu siap memberikan dukungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI