Mohon tunggu...
Kakarima
Kakarima Mohon Tunggu... Jurnalis - Kakarima

Bercerita dengan kata untuk edukasi kita bersama.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Nyaman dan Aman Berwisata di Ranah Minangkabau, Ini Persiapan Mereka

8 November 2022   04:59 Diperbarui: 8 November 2022   08:57 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana foto bersama di depan rumah gadang yang usianya sudah ratusan tahun, Nagari Sumpu, Tanah Datar (Dok. Kangmox)

Urang Minang atau orang minang secara umum dinobatkan kepada mereka yang berasal dari Provinsi Sumatra Barat. Terkenal dengan makanannya yang kaya akan rasa, kesenian yang mempesona, adat dan budaya yang selalu dijaga menjadikan daerah ini salah satu tujuan wisata pilihan. Lebih dari itu, kini ranah minang pun memiliki beberapa Desa Wisata (DeWi) yang sudah masuk sebagai penerima Anugerah Desa Wisata Indonesia. Di antaranya ada Nagari Pariangan (Kab. Tanah Datar), Nagari Sumpu (Kab. Tanah Datar), Nagari Silokek (Kab. Sijunjung), Green Talao Park Ulakan (Kab. Padang Pariaman), Desa Wisata Apar (Kota Pariaman).

Nagari (desa) Pariangan memiliki keindahan alam yang terbentang, jajaran gunung-gunung yang terlihat dari atas perbukitan membuat mata terpesona seolah tidak mau berpindah. Tidak hanya traveler pecinta touring menggunakan sepeda motor pun akan betah berkendara di daerah dataran tinggi tersebut. Meski lebar jalannya hanya pas untuk dua mobil, namun aspal yang mulus dan hamparan sawah yang luas menjadi kenikmatan tersendiri saat berkendara. 

Ilustrasi biker yang suka touring menggunakan sepeda motor (Dok. Kangmox)
Ilustrasi biker yang suka touring menggunakan sepeda motor (Dok. Kangmox)

Tidak hanya tentang alam dan keindahan arsitektur bangunan yang masih terjaga, bahasan sejarah pun menjadi obrolan edukatif dan menarik saat kami berbincang dengan Wilma, salah satu anggota Pokdarwis Nagari Pariangan. Dari sekian banyaknya penjelasan yang ia sampaikan, hal yang paling menarik adalah tentang asal usul Ranah Minang Kabau dan siapa yang membuka peradaban di daerah tersebut untuk pertama kalinya. 

Mengambil referensi dari tambo (tradisi lisan), perempuan yang bekerja di museum ini memaparkan bahwa Luhak Tanah Datar adalah lokasi pertama Ranah Minang Kabau terbentuk. Seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan penduduk yang tinggi akhirnya sebagian dari mereka ada yang merantau ke daerah di balik Gunung Merapi, misalnya Agam dan Bukitinggi. TIdak hanya itu, ada pula yang merantau ke Payakumbuh atau Lima Puluh Kota. 

Pengelola Desa Wisata Pariangan berfoto dengan perwakilan UI dan Kemenparekraf di salah satu peninggalan budaya di Nagari Pariangan (Dok. Kangmox)
Pengelola Desa Wisata Pariangan berfoto dengan perwakilan UI dan Kemenparekraf di salah satu peninggalan budaya di Nagari Pariangan (Dok. Kangmox)

Dari dataran tinggi kemudian kami berpindah ke Nagari Sumpu, lokasinya dekat dengan Danau Singkarak. Ketika pertama menginjakkan kaki di daerah ini mungkin akan berpikir tidak ada apa-apa kecuali beberapa rumah gadang berdiri kokoh berwibarwa, salah satunya ada yang berusia lebih dari 112 tahun. Tapi setelah berbincang dengan Ketua Pokdarwis Nagari Sumpu, Zuherman kami kian tahu bahwa di DeWi tersebut kita akan dikenalkan dengan aktivitas keseharian penduduk daerah setempat. 

Ada satu hal yang disayangkan ketika berada di Nagari Sumpu, yakni kami yang berkunjung pada hari, Senin (7/11) tidak dapat mengikuti kegiatan Pesona Sumpu yang akan diselenggarakan pada tanggal 12, 13, dan 14 November 2022 nanti. Meski demikian kami beserta rombongan cukup puas dan bangga karena disambut dengan makan siang dengan adat Makan Bajambah. 

"Adat Makan Bajambah ini kami warisi secara turun menurun. Secara sederhana prosesi ini adalah upaya tamu meminta izin untuk menikmati hidangan kepada tuan rumah atau yang bisa disebut sebagai betatah betitih. Satu bajambah awalnya dipersiapkan untuk empat orang. Setiap daerah di ranah minang memiliki keunikan sendiri terkait adat ini, salah satunya adalah di Nagari Sumpu kami menambahkannya dengan Sawo Sumpu." ungkap Zuherman.

Cara Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Memberikan Kenyamanan dan Keamanan 

Universitas Indonesia (UI) yang diwakili oleh Prof. Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D. beserta tim dari DRRC, dosen; mahasiswa; dan alumni UI beserta perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI pernah melakukan verifikasi lapangan dan memberikan materi pelatihan P3K dan Bantuan Hidup Dasar (BHD) serta mendonasikan perlengkapan P3K kepada pengelola desa wisata dan Pokdarwis Nagari Pariangan, Nagari Sumpu, Nagari Silokek, Green Talao Park Ulakan, Desa Wisata Apar.

Dokumentasi pelatihan P3K kepada pengelola Desa Wisata Nagari Pariangan (Dok. Kangmox)
Dokumentasi pelatihan P3K kepada pengelola Desa Wisata Nagari Pariangan (Dok. Kangmox)

Selain memberik rasa aman juga nyaman kepada pengunjung dan pengelola, kegiatan yang masuk dalam program Kedaireka UI-Kemenparekraf RI ini pun mengajak para pelaku DeWi untuk menjadi desa wisata berkelas dunia (World Class DeWi). Prof. Fatma Lestari yang juga pengusul program tersebut menyampaikan bahwa dalam tingkat internasional salah satu aspek yang diperlukan dan Indonesia paling rendah nilainya adalah terkait CHSE (Celanliness, Health, Safety & Environment) dan kebencanan.

"Program Kedaireka Matching Fund UI-Kemenparekraf RI ini untuk Mewujudkan Desa Wisata berkelas dunia melalui implementasi CHSE. Saya sebagai juri Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dan pengajar di Departeman K3, FKM UI melihat potensi DeWi di Indonesia untuk masuk ke kancah internasional sangat besar. Terkait implementasi CHSE dan Kebencanaan yang jauh dari sempurna saya optimis hal tersebut dapat tercapai dengan Kolaboraksi. Dalam verifikasi lapangan saja kami melibatakan dosen, alumni, mahasiswa UI, Kemenparekraf RI, jurnalis, dan tinggal unsur perusahaan yang belum." ungkap Prof. Fatma Lestari. ##

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun