Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Peluh di Bawah Terik Matahari

7 Juli 2024   16:42 Diperbarui: 7 Juli 2024   17:06 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.shutterstock.com/id/image-photo/bandung-indonesia-sept-29-2021-asia-2108889464

### Peluh di Bawah Terik Matahari

Di bawah terik matahari, peluh mengucur deras, mengalir di sela-sela kerja keras. Butiran peluh itu bagaikan tetes-tetes kecil perjuangan yang tak kenal lelah, melukiskan kisah tentang keteguhan hati dan semangat yang tak pernah padam. Setiap tetesnya adalah saksi bisu dari usaha gigih manusia, berjuang di tengah panas yang menyengat.

Di ladang-ladang yang luas, para petani membungkukkan punggung mereka, tangan-tangan mereka yang kasar menggenggam cangkul dengan erat. Mereka menanam harapan di setiap biji yang ditabur, berharap panen yang melimpah akan datang. Terik matahari tidak menyurutkan langkah mereka; justru menjadi penambah semangat untuk terus bergerak maju. Dalam setiap helaan napas yang berat, dalam setiap tetes peluh yang jatuh, ada doa dan harapan yang tak pernah terucap.

Di tengah kota yang sibuk, para pekerja berjuang menghadapi hiruk-pikuk dan kepadatan. Keringat mereka bercampur dengan debu jalanan, namun senyum mereka tak pernah pudar. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, bekerja tanpa henti demi keluarga dan masa depan yang lebih baik. Di bawah terik matahari yang sama, mereka menemukan kekuatan untuk terus berjuang, meski rintangan menghadang di setiap sudut jalan.

Dalam sepi dan kesendirian, peluh menjadi saksi bisu dari setiap usaha yang tak terlihat. Para seniman, penulis, dan pemikir, mereka berkarya di balik layar, mengguratkan ide-ide dan menciptakan keindahan yang menginspirasi dunia. Terik matahari mungkin tak langsung menyentuh mereka, namun peluh mereka tetap mengalir, menciptakan karya-karya abadi yang akan dikenang sepanjang masa.

Terik matahari, dengan segala panas dan cahayanya, menjadi simbol dari perjuangan yang tiada henti. Peluh yang mengalir di bawah teriknya adalah lambang dari kerja keras, ketekunan, dan semangat manusia yang tak pernah padam. Di balik setiap tetes peluh, ada kisah-kisah inspiratif yang menunggu untuk diceritakan, ada perjuangan yang layak dikenang, dan ada harapan yang selalu menyala.

Di bawah terik matahari, peluh menjadi saksi dari segala usaha dan kerja keras. Ia mengalir tanpa henti, seperti semangat manusia yang terus berkobar. Dalam setiap tetesnya, tersimpan cerita tentang keteguhan hati, keberanian, dan harapan yang tak pernah padam. Peluh di bawah terik matahari adalah bukti nyata bahwa di balik setiap usaha, ada impian yang menunggu untuk diwujudkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun