Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jangan Bicara Indonesia Emas 2045, Kalau Pendidikan Sulit Diakses Kaum Marhaen: Kritik untuk Pemerintah

22 Mei 2024   07:00 Diperbarui: 22 Mei 2024   07:05 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/jabar/berita/d-7349226/wanti-wanti-dprd-kota-bandung-agar-warga-kurang-mampu-bisa-bersekolah/amp

Visi Indonesia Emas 2045 sering kali menjadi topik perbincangan hangat di berbagai forum nasional. Pemerintah, akademisi, dan masyarakat bersemangat membayangkan Indonesia sebagai negara maju dengan ekonomi yang kuat, teknologi canggih, dan masyarakat yang sejahtera. Namun, visi ini akan tetap menjadi angan-angan kosong jika masalah mendasar seperti akses pendidikan untuk kaum marhaen---rakyat kecil yang tertindas dan termarjinalkan---tidak segera diatasi.

**Pendidikan sebagai Kunci Pembangunan**

Pendidikan merupakan fondasi dari pembangunan suatu bangsa. Negara-negara maju telah membuktikan bahwa investasi besar dalam pendidikan menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan inovatif, yang pada akhirnya mendorong kemajuan ekonomi dan sosial. Indonesia, dengan potensi demografisnya yang besar, memiliki peluang yang sama untuk menjadi negara maju. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa akses pendidikan masih menjadi masalah serius, terutama bagi kaum marhaen di pedesaan dan daerah terpencil.

**Ketimpangan Akses Pendidikan**

Ketimpangan akses pendidikan di Indonesia masih sangat nyata. Data menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga miskin lebih mungkin putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Biaya pendidikan yang mahal, kurangnya fasilitas, dan tenaga pengajar yang berkualitas di daerah-daerah terpencil menjadi penghalang utama. Sementara itu, anak-anak dari keluarga mampu menikmati pendidikan berkualitas di sekolah-sekolah unggulan, bahkan di luar negeri.


**Dampak Sosial dan Ekonomi**

Sulitnya akses pendidikan bagi kaum marhaen memiliki dampak jangka panjang yang signifikan. Pertama, rendahnya tingkat pendidikan menghambat mobilitas sosial. Anak-anak dari keluarga miskin tetap berada dalam lingkaran kemiskinan karena kurangnya keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Kedua, ketimpangan pendidikan berkontribusi pada ketidakadilan sosial dan memperlebar kesenjangan ekonomi di masyarakat. Hal ini bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial yang diamanatkan oleh Pancasila.

**Langkah-Langkah Strategis**

Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, diperlukan langkah-langkah strategis yang konkret untuk memastikan akses pendidikan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk kaum marhaen. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

1. **Pendidikan Gratis dan Berkualitas**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun