Mohon tunggu...
Kang Dimas
Kang Dimas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Patung Sukarno: untuk Rakyat Marhaen atau untuk Elit?

22 Agustus 2023   12:33 Diperbarui: 22 Agustus 2023   17:32 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Izinkan saya kutip kalimat dari Pidato Bung Karno 17 Agustus 1960, DJALANNYA REVOLUSI KITA (DJAREK) : 

"Siang dan malam kegandrungan saya hanyalah ingin mengabdi kepada Tuhan, mengabdi kepada tanah-air dan bangsa, menyumbang kepada Revolusi, menyumbang kepada pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakyat. Dicacimaki musuh saya tidak ambil perduli, diagul-agulkan kawan saya tidak membusungkan dada. Saya berjalan terus dengan tenang jika diserang musuh dari kiri dan dari kanan, saya berjalan terus tanpa meminta sanjungan kawan. Saya menolak orang spesial membuat biografi (riwayat-hidup) dari saya, saya menolak orang membuat patung Sukarno atau monumen Sukarno!..."

 Beberapa hari yang lalu kita dikejutkan oleh rencana Pembuatan Patung Sukarno yang menelan dana sekitar 10 Triliun hingga 20 Triliun. Dan mirisnya bakal berdiri di pusat bisnis internasional di Kecamatan Cikalong Wetan. Dan disponsori oleh Konsorsium Ciputra dan PTPN VIII. Ini mungkin belum termasuk dengan pembuatan patung Sukarno di Saparua sendiri yang sudah diresmikan beberapa waktu yang lalu.

Miris! Itulah yang terjadi. Dana dengan nominal seperti itu hanya habis untuk itu ditengah kerusakan Sekolah dibeberapa tempat di Jawa Barat. Terlebih di Kabupaten Bandung Barat sendiri ada beberapa sekolah SD dan SMP yang rusak. Dana untuk memperbaiki itu semua dikabarkan hanya mendapat 7 Miliar saja. 

Melihat kutipan Pidato Bung Karno (BK) diatas rasanya yakin dan berangan, jikalau si Bung masih hidup dan melihat wajah dan sosoknya dipatungkan dimana mana, sudah tahu reaksinya bakal seperti apa. 

Mungkin hampir 32 Tahun Orde Baru, nama besarnya hampir dibenamkan alias De-Sukarnoisasi, tapi memasuki "Reformasi" Mei 1998 hingga sekarang, sepertinya yang ada hanya pengkultusan kembali nama dan sosoknya dan diidentikan dengan tokoh tertentu.

Orang orang yang membela proyek Patung Sukarno ini saya kira tak pernah tamat membaca karya beliau : Dibawah Bendera Revolusi. Mestinya diera sekarang orang orang sudah mesti mantap meluruskan kembali jalan berbangsa dan bernegara dengan berlandaskan atau bernfaskan Apa yang pernah ditulis beliau dalam Buku Besar itu. Bukannya pemberhalaan dengan membuat patung yang tidak penting ini. Masih banyak yang susah bersekolah, susah mendapatkan pekerjaan, susah membuka usaha yang Berdikari (atau mandiri), yang mestinya bisa dan harus tertuntaskan sebelum gelaran Pesta Demokrasi tahun depan dengan uang triliunan itu. 

Saya dan GmnI Komisariat Universitas Terbuka hanya bisa mengingatkan : yang diinginkan dan dicita-citakan si Bung besar hanya satu, Persatuan Nasional dengan mewujudkan Keadilan Sosial! Demokrasi Politik Dan Demokrasi Ekonomi Berjalan Seiringan. Itulah kunci kesuksesan Sosio-Demokrasi kalau sudah dipahami betul!

YUDYA PRATIDINA MARHAENIS! MERDEKA!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun