Mohon tunggu...
Nur Azis
Nur Azis Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sepanjang waktu

Bercerita dalam ruang imajinasi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mulutmu Memakanmu

19 Desember 2018   16:05 Diperbarui: 19 Desember 2018   16:23 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mbah Kromo tidak sakit hati?"

"Iya tentu sakit hati. Sama sepertimu. Kemudian aku melakukan  pelarian. Aku belajar ilmu perdukunan. Ingin sekali kusantet wanita itu, namun, belum selesai masa belajarku, dia malah sudah meninggal duluan. Dengar-dengar di racun oleh istri suaminya yang lain."

"Tragis ya Mbah"

"Iya, tragis sekali. Tapi beruntung aku tinggal di kampung ini. Wanita disini lebih senang menikah dengan dukun daripada dengan orang-orang kaya."

"Kok bisa begitu Mbah?"

"Masalahnya, di sini dukunnya sudah kaya-kaya. Hahaha ...."


Rohadi mengerutkan dahinya, mendengar jawaban Mbah Kromo. "Ya, itu sama saja Mbah" jawabnya kesal.

"Cah Bagus, ini sudah kutulis semua disini. Tinggal kau amalkan." Mbah kromo menyerahkan catatan kepada Rohadi.

"Baik Mbah, akan saya amalkan. Semoga bisa mengobati sakit hati ini Mbah. Saya Pamit."

"Nanti dulu!!!"

"Apa lagi Mbah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun