Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Keutamaan Melaksanakan Shalat Fajar

12 Agustus 2021   10:22 Diperbarui: 12 Agustus 2021   17:31 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi waktu shubuh

Rasulullah SAW pernah bersabda:

Rak'ata al-fajri khairun min ad-dunyaa wa maa fiihaa (Dua rakaat di waktu fajar itu lebih baik daripada dunia dan apa saja yang ada di dalamnya).

Para 'ulama berbeda pendapat mengenai penafsiran dua rakaat di waktu fajar ini. Sebagian besar menafsirkannya dengan sholat sunnah sebelum (qabliyah) shalat shubuh, sedangkan sebagian yang lain menafsirkannya dengan shalat shubuh itu sendiri. Hal ini dikarenakan dua jenis shalat itulah yang umumnya dikerjakan pada waktu fajar (shadiq) ini.

Terlepas adanya ikhtilaf (perbedaan) 'ulama tersebut, kiranya kita dapat mengambil persamaan secara umum dari keduanya, yakni ibadah shalat yang dilakukan pada waktu fajar. Lantas, kenapa ibadah shalat yang dilakukan pada waktu fajar tersebut nilainya lebih baik ketimbang dunia dan seluruh isinya?

Berdasarkan tafsiran penulis secara pribadi, seseorang yang melaksanakan shalat pada waktu ini setidaknya ia telah memperoleh dua kenikmatan utama yang nilainya tidak mungkin dapat digantikan oleh kenikmatan-kenikmatan yang lain. Apa sajakah dua kenikmatan itu?

Pertama, Nikmat Kehidupan

Dengan mampu melaksanakan ibadah shalat pada waktu fajar, hal ini berarti kita masih memiliki kesempatan untuk hidup di alam dunia, yang mana nikmat hidup itu sendiri tidak mungkin akan dapat kita tukar dengan nikmat-nikmat yang lainnya.

Masak iya ada orang yang mau menukar nyawanya sendiri dengan segunung emas, segudang kendaraan, setumpuk jabatan dan lain sebagainya? Saya yakin orang yang masih memiliki pemikiran dan jiwa yang sehat tentu tidak mungkin akan mau melakukannya. 

Lantas, apa hubungan antara kehidupan dengan pelaksanakan shalat tersebut?

Jadi, begini. Kita barangkali juga sudah tahu bahwa tidur itu merupakan kematian kecil. Hal tersebut dikarenakan orang yang sedang tidur itu hampir serupa keadaannya dengan orang yang mati. Saat tidur dengan lelapnya, mata mereka terpejam dan tak menyadari keadaan apa-apa yang tengah terjadi di sekeliling mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun