Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Menyempurnakan Rindu

2 Oktober 2021   06:39 Diperbarui: 2 Oktober 2021   06:45 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di awal pertemuan, jarak Jakarta-Madiun hanya sekedipan mata

Tiada ruang tersisa, kecuali bunga dan berbunga

Kini, ketika musim penghujan hendak berganti, pohon randu menjentikan daunya hingga tak tersisa, tersiksakah hubungan ini melampaui waktu? atau engkau dan aku telah membatu menunggui rindu. Sebuah pengakuan tak wajar, tatkalah kita pernah berjanji dan bersumpah bak orang terpelajar, " jarak dan waktu hanya permainan".

Rasionalitas kita ternyata serapuh kerupuk tersentuh air panas, gagah ketika mengucap sumpah, kemudian menyerah di mangsa gemuruh dada. Inikah tipu muslihat rasa? datang dan pergi seumpama angin malam meniupkan kabar. Porak-poranda pertahanan nalar.

Ternyata rindu lebih cepat dari laju cahaya, menerobos akal sehat hingga sekarat, menumbangkan segala pertimbangan manusia cerdas. Kita harus mengakui, kita telah kalah di belenggu hasrat. Jakarta-Madiun ternyata mengular seribu kali lipat. Dan kita tercecer di antara kota kecil, gubuk reot, hamparan sawah, pom bensin, atau perempatan lampu merah.

Kita belum kalah, hanya jiwa-raga kita menanggung derita.

#######

Baganbatu, awal oktober 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun