Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kisah Sebatang Pohon

16 Desember 2020   18:53 Diperbarui: 16 Desember 2020   19:10 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daun gugur sebelum pelipur, dahan patah menanggung derita, guratan batang kayu merekam jutaan peristiwa. Pedih tak terkira, resah entah kepada siapa. Akar menghujam tak lagi menjaga, butiran humus hanya singgah di suatu masa. Berlalu ribuan waktu, menangis dan menggerutu tiada menentu.

Teringat akan kecambah menjaga asa, jatuh terkulai pada tanah basah. Ia menangis, cucunya hilang di culik meja dan kursi. Anaknya mati, termakan laju industri yang ingkar janji. Sanak famili menggelandang bersama banjir bandang, di jadikan kambing hitam setiap kali bencana datang.

Di sayang tapi tak di perhatikan, di butuhkan tetapi anak keturunan di musnahkan.

"Sejak manusia pertama turun kedunia, aku menyediakan segala perintah tanpa membantah. Sejak di temukan kapak dan gergaji, aku dan keturunanku rela menjadi tumbal mengorbankan diri".

Berbagi udara bersih, menyaring racun agar manusia hidup abadi.

Mengapa manusia tak peduli!

*****

Baganbatu, desember 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun