Mohon tunggu...
Darkim bin Arsabesari
Darkim bin Arsabesari Mohon Tunggu... Pengangguran Terselubung

Lupakanlah! Hanya sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Juwita di Kala Duka

25 November 2020   06:48 Diperbarui: 25 November 2020   14:22 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja benar-benar membungkam hati, lusinan kata menyemut di kerongkongan, tak tereja, tak memungut makna. Mata menatap kosong kenangan, memori terseok-seok di permainkan.

Kembali ke kota ini, bangku kosong menyepi sendiri di sudut pemandangan, deretan dahlia dan mawar mengungsi sejak kelopak meregang.

"Datangmu tak menyembuhkan, hadirmu memalsukan kenyataan". Ucap lembut lampu taman, entah mewakili kabut atau kegundahan.

Kepada siapa maaf hendak terucap, kepada  siapa sesal hendak ku singkap. Yang ku tuju telah tiada, yang ku kenang menjelma tanah.

" juwita, engkau pasti mendengarku".

*****

Bagan batu, november 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun