Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ketika Penulis Patah Pena

24 Juni 2020   06:43 Diperbarui: 24 Juni 2020   06:34 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba-tiba aku sangat miskin. Aksara menjadi gelandangan tak bermukim, barisan kata compang-camping tak disiplin.

Tiba-tiba aku merana. Daya kritiku menyentuh ambang duka, tutup mata tutup telinga, berani tega menyaksikan ketidak adilan merajalela.

Tiba-tiba aku jadi pengecut. Tak berani menyuarakan keadilan, hanya sembunyi menanti tepuk tangan.

Tiba-tiba aku menjadi tamak. Berpihak kepada sang congkak, memutar balikan fakta sekedar menelan muak.

Tiba-tiba ku sadari. Nuraniku telah mati, berganti serpihan kepentingan duniawi, bersumberkan nafsu hewani.

Tiba-tiba aku heran sendiri. Ini bukan aku, ini bukan hidupku. Tapi semua  makhluk memujiku.

Tiba-tiba sekali, ku dapati hatiku telah di kerubuti ulat putih. Menjijikan.

Bagan batu, juni 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun