Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menyusuri Malam Tanpa Rembulan

8 Mei 2020   20:32 Diperbarui: 8 Mei 2020   20:50 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di pertengahan malam, bintang bersembunyi di balik bayangan, meninggalkan selusin tanya tentang terang. Pekik nyaring raungan kembang wijya kusuma, menghapus misteri tentang turunya sang bidadari berparas jelita, malam yang menaungi, gelap yang menggenapi

Seakan misteri, terhampar luas teka-teki tentang esok hari, selubung mimpi masih terasa hangat di pangkuan sunyi. Suara dengkur bermelodi syahdu, satu dua titik embun mulai berkumpul menyanyikan lagu. Permulaan yang terasa menjemukan.

Kemana rembulan setelah terangnya di permainkan malam, mengapa menyendiri di hutan bakau berair payau, sungguh tak terkira bila malam tega menggelamkan kelam, memaksa sang rembulan menampakan diri di cermin patah hati.

Pertengahan malam terasa lebih mencekam, seakan prosesi pemakaman mimpi yang baru di mulai. Hanya sedikit yang mempercayai kisah ini, hanya segelintir yang peduli matinya mimpi. Mungkin rembulan bisa menjelaskan, mengapa sinarnya selalu berubah kala menjelajah malam.

Bagan batu, Mei 2020 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun