Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Ketika Pagi Menyapa dengan Bahagia

16 Oktober 2019   06:36 Diperbarui: 16 Oktober 2019   07:37 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Embun menetes di dedaunan, warna putih jernih pertanda kemurnian, mengelus lembut hijau daun dengan perasaan, membisikan kata-kata indah tentang perasaan. "Bangun sayang, pagi telah datang menjemputmu untuk bernyanyi," indah dalam pandangan, sejuk dalam perasaan

Satu dua tiupan angin menghantarkan dingin, membersihkan hati dari kemarau rasa yang sering menggoda, adakah hati yang tak tersentuh damai yang sejati? Mungkinkah jiwa tak mendamba bahagia yang hakiki

Laju pagi seakan tiada henti, membangunkan asa agar siang adalah medan laga, pagi telah memberi petuah, pagi telah mengingatkan sejak semula, hiduplah seumpama embun menetes di dahan, setetes tapi menjernihkan, sementara tapi bermakna

Pagi dan embun setia memberi pengajaran, tak pernah lelah memberi ingat. Putaran waktu kan menghadirkan peristiwa berulang, pagi datang dengan tawaran kebahagian, embun melengkapi rasa itu hingga menyentu kalbu

Bagan batu 16 oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun