Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Secangkir Kopi untuk Istri Tercinta

9 Oktober 2019   09:44 Diperbarui: 9 Oktober 2019   10:34 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi :pixabay.com

Cinta adalah permainan rasa, bisa datang lewat media apa saja. Secangkir kopi kadang mampu menghadirkan kehangatanya.

Jujur saya bukan pencinta kopi apalagi penyuka kopi.sejak masih muda,saya lebih afdol dengan segelas air putih sebagai teman di segala suasana dan keadaan.mau pagi ketika menyantap beberapa potong kue buatan istri ketika sarapan,siang,malam,bahkan tengah malam sambil menulis artikel di kompasiana.ibarat kata,air putih adalah saya.

Tapi semenjak menikah dengan istri tercinta,rata-rata setiap dua minggu sekali saya rutin membeli kopi tradisional yang di giling sendiri oleh penjual.bukan karena saya sudah berubah menjadi penyuka kopi,tapi karena cinta beraroma kopi.

Begitulah keadaanya, mempunyai istri yang sangat suka minum kopi,membuat saya harus pandai-pandai menyikapi.biarpun diri ini bukan penikmat kopi,tapi demi cinta untuk istri terkasih,kopi masuk daftar buah tangan wajib untuk sang istri.

Dan benar adanya,bermodal sekilo kopi asli Mandailing yang masih diolah secara tradisional,hubungan keluarga semakin erat langgeng sampai saat ini.kopi sudah menjadi perekat keharmonisan rumah tangga.bahkan saya masih sering mengingat wajah sumringah istri saya yang kaget bercampur bahagia ketika dulu pertama kali saya bawakan bingkisan kopi sebagai buah tangan.

Kapan saatnya menikmati kopi?

kebetulan saya ini bukan tipe lelaki yang senang nongkrong di warung atau di cafe,selesai tugas mencari nafkah,langsung pulang kerumah.nah di sinilah serunya.

Saya sering mendengar teman-teman bercerita tentang asyik dan serunya nongkrong di warung atau cafe sambil minum kopi,bahkan tampaknya hal ini sudah menjadi gaya tersendiri dalam pergaulan.entah ini hanya gaya,mode,atau apalah namanya,tapi saya sampai saat ini masih tidak tertarik untuk sekedar mencobanya.

Saya koq merasa lebih nikmat dan lebih seru ngopi bersama istri dan keluarga di rumah.mungkin terdengar kuno dan ketinggalan zaman,tapi perasaan cinta dan kehangatan keluarga itu yang bagi saya pribadi paling nomor satu.(mungkin juga dari segi penghematan ekonomi)

Biasanya setelah sholat isya,setelah semua kerjaan di rumah beres,kami sekeluarga mulai sibuk meracik kopi.dan tentu saja camilan yang biasanya di buat oleh istri tercinta.

Ngopi dirumah sendiri,di layani oleh istri tercinta,di temani anak-anak yang pasti ikut nimbrung,rasanya melebihi apapun tempat ngopi yang paling top di dunia.(padahal saya belum pernah sekalipun ngopi di tempat lain,ini mungkin perasaan bahagia saya saja)

Dan satu kelebihan ngopi model ini,saya bebas memesan kesukaan saya.bukan kopi pakai susu,bukan kopi pakai arang.tapi segelas air putih sudah cukup menemani.maka istri dan anak minum kopi,saya sendirian minum teh putih.tapi di situlah serunya,yang ngopi ya ngopi,yang air putih ya air putih.keceriaan tidak pernah berkurang,malah cinta istri yang semakin matang.

Mau coba? Silahkan saja,karena tidak mungkin ada yang melarang.tapi pastikan ngopi dengan istri sendiri!

Salam untuk ngopi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun