Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Berhenti Sejenak untuk Membasuh Hati

7 Oktober 2019   07:51 Diperbarui: 7 Oktober 2019   07:58 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aneka wajah tergambar di gelas kaca, masing-masing guratan cerita terpampang begitu saja, tiap kelok dan lubang peristiwa meninggalkan setitik tanda. Memelas wajah sayu di dera prahara, sumringah raut wajah bersinar karena bahagia, semua bertumpuk memenuhi ruang di cakrawala

Aku berhenti sejenak di titik ini, memandang cermin diri melaju sepi, ada bayang-bayang kepiluan mengikuti, entah kemana cerita bahagia yang pernah ku raih. Berhenti sekedar menghembuskan napas dari kedalaman jiwa, menghirup sepuasnya hawa segar suasana

Berhenti sejenak untuk membasuh hati, mengusap perlahan debu perjalanan yang mengotori, mungkin disela-sela perasaan tersimpan dengki, hingga perjalanan acap kali jatuh melukai diri

Mematung dan terpaku di bawah matahari, menyerap energi murni membilas nurani, saatnya untuk pergi, saatnya melangkah kembali. Berhenti hanya sementara, mengeluh hanya dalam dada. Bila hati telah penuh lagi bersih, bila jiwa bersinar kembali dengan murni, langkah pertama adalah bagai terbang menggapai mimpi

Bagan batu 7 oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun