Bagaikan denting jam yang pendulumnya tak pernah ingkar, setia mengingatkan hingga diri lupa akan pengorbanan. Setiqp saat hadir sekedar ucapkan apa kabar, sedih maupun gembira tetap ada, siang dan malam tetap terjaga
Di ujung lorong ku jumpai bayanganmu yang terpacak kaku, wajah penuh kebimbangan karena hatimu bercabang, tak sanggup meneruskan langkah kemana arah hendak di tuju, seakan ini adalah persimpangan jalan yang paling menyakitkan
Hilang sudah wajah ayu yang dulu terbalut angkuh, lenyap di hembus angin segala ingin mencari hati yang lain. Luruh segala penopang tubuh, remuk segala dinding yang menyekat kalbu
Teronggok dalam diam di ujung lorong yang semu, mengurai jejak yang di tinggalkan berurai penyesalan, ulurkan tangan yang bergetar hendak menggapai harapan. "Aku masih jadi pendulum jam pengingat waktu," setia menyapa dan mengingatkanmu, sekedar bertanya apa kabarmu.
Bagan batu 26 agustus 2019