Jujur harus ku akui, barisan kata telah menyelewengkan makna, tanda baca yang tertera bagai hiasan bisu tak berguna. Mungkin sunyi telah merampas mata hati, menutupi kejernihan dengan selaput tipis yang membingungkan
Ku cari-cari di lemari hati, perbendaharaan kata indah telah tiada, satu dua jejak tertinggal menempel di langit jiwa. Itu tak mencukupi untuk merangkai puisi, itu jauh dari sempurna menyusun makna
Meraung-raung dalam sunyi tapi tak berbunyi, hati seakan kota mati yang tak berpenghuni. Ujaran-ujaran nasihat telah terbang meninggalkan alam, kait-mengkait di atas fatamorgana kehidupan
Tulisan kata hati mengeja sunyi, berharap masih ada sedikit celah ucapkan narasi. Kapan tumbuh tunas baru ribuan makna, kan ku tulis ulang jutaan kata
Bagan batu 31 juli 2019