Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi | Buah Hatiku, Menjadi Pelita di Saat Hampa

20 Juli 2019   12:03 Diperbarui: 20 Juli 2019   12:14 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nak, ayah akan pulang di akhir pekan. Kan ku bawakan boneka lucu kesukaanmu, kan ku gendong dirimu melintasi rembulan. Engkau pasti telah menantiku, engkau pasti tak sabar menunggu pertemuan itu

Di setiap lorong waktuku, di sepanjang usia perjalananku, engkau adalah pelita di saat hampa, engkau perekat keutuhan sebuah cita-cita. Padamu tertumpu segala asa, hadirmu tetap hidupkan semangat tuk menjala keutamaan

Mata beningmu seakan mutiara yang menyejukan, senyum manis dan canda tawa bagai pengusir rasa lelah yang mendera. Celotehmu tak kenal waktu, tapi aku selalu menunggu saat-saat itu

Nantikan ayah di pintu depan, kan ku tumpangi cahaya sekelebatan, Kan ku tempuh perjalanan di lorong waktu. Untukmu, cahaya mata hati yang telah memberi arti hidup ini

Bagan batu 20 juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun