Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Guru SMP Al AKHYAR

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Berbuka Menjadi Kenangan

1 Maret 2024   21:52 Diperbarui: 1 Maret 2024   22:46 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: PNGTREE.COM

Marhaban Ya Ramadhan, sebuah panggilan yang menggema di hati setiap umat Muslim menjelang bulan suci ini. Bulan di mana pintu-pintu langit dibuka lebar, dan umat berlomba dalam kebaikan. Salah satu tradisi yang paling dinantikan adalah shalat Tarawih, momen kebersamaan yang semarak di masjid-masjid dan mushola, menjadi salah satu kenangan yang tak terlupakan. Saat dimana barisan demi barisan umat berdiri rapi, bersujud, dan berdoa bersama, menghadirkan suasana spiritual yang mendalam.

Saat indah lainnya adalah berbuka puasa bersama keluarga. Dalam suasana yang penuh kehangatan, saat matahari terbenam dan adzan maghrib berkumandang, ada sebuah kebahagiaan yang tak tergantikan. Saat itu penulis masih berusia sekolah dan tentunya , pikiran belumlah rumit  sebab tidak terbebani oleh pekerjaan atau urusan dunia lainnya. 

Satu-satunya hal yang dinanti adalah waktu berbuka, dan tentu saja, makanan enak yang disiapkan oleh ibu di rumah. Ini bukan sekadar tentang makanan, melainkan tentang nilai-nilai kebersamaan, kasih sayang, dan tradisi yang terjalin di dalamnya.

Namun, zaman semakin berubah. Tradisi berbuka puasa bersama keluarga di rumah mulai pudar, digantikan oleh buka puasa di hotel atau rumah makan. Memang terlihat lebih praktis, namun ada nilai estetika, kebersamaan, dan pahala yang diperoleh ketika seorang ibu menyiapkan makanan untuk berbuka puasa bersama keluarga yang tidak bisa digantikan.

Tak terasa, bulan Ramadhan kembali menjelang, kurang dari satu pekan lagi kita akan memasuki hari pertama puasa, kemungkinan besar pada 11 Maret. Bagi yang sudah dewasa, terutama bagi mereka yang keluarganya tidak lagi lengkap, Ramadhan ini terasa berbeda. Namun, semoga kita semua diberikan kelancaran dan semangat untuk beribadah lebih banyak lagi di bulan suci ini.

Marhaban Ya Ramadhan, mari kita sambut dengan hati yang bersih, semangat yang membara untuk beribadah, dan kebersamaan yang erat bersama keluarga. Walaupun tradisi berubah, esensi dari Ramadhan tetaplah sama: kesempatan untuk introspeksi, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita. Semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan suci ini dengan sebaik-baiknya, meraih segala keberkahan dan pahala yang telah disediakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun