Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pagi yang Memutih Mimpi

8 Juni 2019   05:10 Diperbarui: 8 Juni 2019   05:34 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini, tatkala sebahagian embun sedang bersemedi, menanti putih matahari memeluk bumi, aku baru menetas dari cangkang mimpi buruk yang merenggut malam. Mengobrak-abrik sekian banyak nikmat, membelenggu barisan syaraf

Bukan perkara muda mendobrak kungkungan zaman, membariskan segala keteraturan yang membingkai kehidupan. Bila mimpi sudah jadi alat meraih kekuasaan, kemana lagi nikmat tidur malam hendak ku rebahkan

Aku hanya ingin sekedar menjemput pagi, mengajaknya berlari di pematang sawah yang kering di landa zaman. Bukan, bukan mengeja pagi bersama mimpi, karna keduanya kini sudah tak selaras lagi. Bukan,sekali kali tidak ada lagi niat merebahkan pagi bersama mimpi

Pagi adalah pagi,mimpi bukanlah teman setia lagi. Bila malam sudah menangis histeris memanggil pagi, pertanda mimpi sudah berkhianat lagi

Bagan batu 8 juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun