Memandang hadirmu bersama alunan angin dini hari, berbekal kilatan cahaya langit yang kadang datang dan pergi, engkau berlari sekuat hati, menjauhi segala sunyi, menuju terbitnya sang mentari pagi
Menempuh ribuan peristiwa dengan kaki terantuk letih, membiarkan  usapan topan dan badai menerbangkan segala kenangan diri, hadirmu kembali bagaikan kilatan bayangan perampas mimpi
Engkau telah merangkak dari setiap sunyi ke sunyi yang lebih sunyi, membongkar setiap jengkal tanah gersang berduri. Tatapan matamu masih menyiratkan segala pedih, bahkan riap rambutmu bagaikan nyanyian merintih pengikis sepi
Reguklah setiap cawan berisi api keabadian, harapkan sunyi tak mampu lagi menemukan. Tapi goresan jejak di setiap lembaran awan, membuat keterasinganmu dari sunyi hanya tinggal menghitung hari. Saat ini atau nanti, gulungan rasa sepi pasti hadir kembali
Bagan batu 21 mei 2019