Mohon tunggu...
kamila abiyyahdiati
kamila abiyyahdiati Mohon Tunggu... mahasiswa ilmu komunikasi

hobi menulis apa yang ada di pikiran. 24107030121

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Cinta yang Tak Pernah Redup: Dimasak dengan Tekad, Disajikan dengan Harapan

14 Juni 2025   00:03 Diperbarui: 14 Juni 2025   00:03 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kedai Cinta di belakang lippo plaza/sumber:dokumentasi Pribadi

Sebelum layanan pesan antar seperti GoFood atau GrabFood menjamur, ia bahkan mengantar sendiri pesanan ke wilayah Jogja. Minimal pemesanan dua porsi, dengan ongkir Rp2.000--Rp5.000, tergantung jarak.

Namun, semua bukan tanpa pengorbanan. Di akhir 2024, saat hamil, ia harus mengurangi cabang karena tak bisa lagi aktif turun ke lapangan dan mengontrol langsung. Biaya sewa yang mencapai Rp20 juta per tahun pun menjadi beban, apalagi jika cabang tidak memberikan laba signifikan. UNY, Krapyak, dan daerah Gowok menjadi bagian dari yang harus ditutup.

Kini, lima cabang aktif tersisa menjadi pondasi untuk membangun ulang. Lokasinya tersebar: belakang SD Muhammadiyah Sapen, dekat UIN Sunan Kalijaga, kawasan Janturan, sekitar SMP Abu Bakar Ali, dan satu lagi di Solo. Zaimmatul tidak menganggap ini sebagai kegagalan, tapi bagian dari perjalanan panjang yang harus terus dijalani.

Faktor alam seperti hujan es yang menurunkan penjualan es, atau panas terik yang bikin gorengan sepi, adalah dinamika yang tak bisa dihindari. Tapi ia percaya, bukan kondisi yang menentukan hasil, melainkan respons kita terhadap kondisi itu.

Kini, Kedai Cinta bukan hanya tentang makanan murah dan enak. Ia adalah wajah ketekunan seorang ibu yang tidak menyerah, bahkan saat harus mengasuh bayi sambil tetap memikirkan stok bahan baku. Ia adalah bentuk cinta yang nyata dari seorang anak kepada orangtuanya, dari seorang perempuan kepada mimpinya, dan dari seorang pedagang kepada pelanggannya.

Zaimmatul Umma tidak mengejar viralitas atau gemerlap bisnis kuliner. Ia memilih jalan sunyi yang konsisten: melayani dengan tulus, memberi harga yang layak, dan membangun relasi jangka panjang. Karena bagi ibu satu anak ini, keberhasilan bukan soal seberapa cepat naik, tapi seberapa kuat bertahan.

Dan Kedai Cinta, dengan segala pasang surutnya, adalah bukti bahwa cinta jika dipadukan dengan kerja keras dan ketulusan bisa menjadi kekuatan bertahan yang luar biasa.

Foto bersama pemilik kedai cinta(Zummatul umma)/sumber:dokumentasi Pribadi
Foto bersama pemilik kedai cinta(Zummatul umma)/sumber:dokumentasi Pribadi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun